BESITANG (Waspada): Ratusan warga Lingk IX, Kel. Bukit Kubu, menggelar ritual ratib tolak bala selama tiga malam berturut-turut, mulai sejak, Senin (8/7) sampai, Rabu (10/7) malam.
Malam pertama dan kedua, warga menggelar ratib dengan berjalan kaki sejauh lebih 1 Km, mulai dari perbatasan Lingk VIII Simpang Tiga, sampai ke perbatasan Lingk X Sei. Meran.
Saat rombongan jamaah melintas, seluruh warga menutup pintu rumah, mematikan lampu teras, dan segala macam aktivitas di luar rumah saat terhenti total sementara.
Ratib tolak bala yang sudah menjadi tradisi bagi warga di daerah ini turut dihadiri imam masjid Ishak, tokoh masyarakat H. Ramli TB, Ketua BKM Salamuddin, dan Lurah Bukit Kubu, Rahmatsyah.
Salah seorang pemuka masyarakat, M. Idris, mengatakan esensi dari tradisi ratib tolak bala ini sebagai salah satu upaya untuk meminta pertolongan Allah agar warga di lingkungan ini dijauhi dari mara bahaya, musibah, wabah penyakit, dan dijauhi dari bencana alam.
“Tradisi ini sudah berlangsung selama 70 tahun. Pada masa orang tua terdahulu, ratib tolak bala ini diadakan setahun sekali, namun dalam dua puluh tahun terakhir, ritual ratib bersifat situasional, tidak terjadwal seperti dahulu lagi,” ujarnya.
Lurah Bukit Kubu, Rahmatsyah, menyambut positif ritual yang dilakukan oleh masyarakat. Ia meminta ritual bernuansa islami yang telah diwarisi para leluhur atau orang tua terdahulu dapat terus dipertahankan.
“Ritual ini sebagai salah satu upaya meminta pertolongan dari Allah agar kita terhindar dari wabah penyakit, bencana dan marabahaya, sebab selaku hamba yang lemah, tiada daya upaya kita tanpa pertolongan Allah,” ujarnya. (a10)













