INI dia kali kedua mengejutkan, setelah waspada.id dan beritasore.co.id dapat kiriman tiga video, kemarin.
Kiriman orang tak dikenal seputar jalan hancur lebur Sinunukan-Simpangnunur, Kec. Rantobaek, Kab. Mandailing Natal.
“Assalamu ‘alaikum. Goarku (namaku) Hamsar Hasibuan,” ujarnya lewat sambungan telepon seluler, Jumat (9/12). “Aku yang ngirim video, Bang,” katanya setengah parau.
Kami sempat terdiam. Dia berteman di FB, kawannya, Syahren Hasibuan, wartawan media lokal Madina.
Kisahnya, justru dimulai dari cerita menyayat hati, hampir-hampir di luar nalar. Hamsar Hasibuan, pekerja sukarela di Puskesmas nyambi bertani.
“Yang betul-betul sangat parah, yang disebut jalan hancur lebur, kami sudah menanggungkan azab dan sengsara ini sejak 2014,” ujar ayah tiga anak.
Hamsar, warga Desa Padangsilojongan berusia 34 tahun, mengungkapkan, penderitaan ini dirasa sudah sangat panjang.
“Rasanya, kami sudah tidak mampu lagi mengeluarkan suara tangisan. Tercekat, rasanya. Kami hanya bisa menjerit histeris tanpa suara,” ujarnya. Suaranya lirih.
Hamsar mengungkapkan, seperti juga warga desa lain, tak tahu lagi mengadu ke mana. “Kami hanya bisa mengadu ke Tuhan, Bang,” ujarnya.
Dikatakan, jalur ini penghubung lima desa di Kec. Rantobaek: Desa Padangsilojongan, Desa Duasepakat, Desa Lubukkancah, Desa Gonting, Desa Rantopanjang.
Jalan tanah merah, berlumpur, licin dan lengket saat hujan, mengakibatkan warga makin menderita. Inilah kesengsaraan ditimpa kesengsaraan.
Hamsar mengungkapkan, jalan dibiarkan hancur terus-terusan, sebegitu panjangnya kenestapaan warga. Angkos angkutan, kalaupun pemilik kendaraan mau, naik hampir 100 persen untuk mengangkut hasil bumi ke kota.
“Padahal, abang tahu sendiri, berapa harga karet sekarang, berapa harga sawit sekarang. Sawit kami malah sering busuk, sedangkan biaya dikeluarkan sangat tinggi,” ujarnya.
Hamsar juga mengungkapkan, harga sembako makin menanggungkan setelah jalan hancur lebur. Harga sembako melambung. “Orang miskin makin merana. Orang kaya bisa jadi miskin,” ujarnya.
Sayup-sayup, suara azan ashar terdengar. Dia buru-buru mohon diri. “Shalat dulu. Kita terus komunikasi ya, Bang,” katanya.
Irham Hagabean Nasution
Teks foto:
Waspada.id/dok
Hamsar Hasibuan, 34, warga Desa Padangsilojongan, Kec. Rantobaek, Kab. Madina, yang kemarin mengirim tiga video jalan hancur lebur.
Teks foto:
Waspada.id/dok
Jalan Hancur lebur akses
Sinunukan-Simpangnunur, Kec. Rantobaek, Kab. Mandailing Natal.
