BESITANG (Waspada.id): Teror harimau Sumatera (panthera tigris sondaica) sudah mereda, kini petani di Dusun Aras Napal, Desa Bukitmas, Kec. Besitang, Kab. Langkat, kini diresahkan dengan serangan gajah (elephas maximus)
Gerombolan gajah liar yang ke luar dari hutan TNGL memasuki perkampungan dan merusak berbagai tanaman di areal kebun masyarakat. Fenomena ini sangat merugikan dan sekaligus meresahkan warga, terutama petani di dusun ini.
Salah seorang warga Aras Napal, Rosmita Manjorang, kepada waspada.id, Jumat (12/9), mengatakan, kehadiran gajah liar ini sangat meresahkan, karena hewan bertubuh besar ini merusak tanaman warga.
Gajah ini, lanjut, merusak tanaman pohon sawit, pohon pisang dan kelapa. “Dalam satu malam luas tanaman warga yang dirusak bisa mencapai setengah hektare,” ujarnya mengaku resah karena gajah kerab masuk kebun warga.
Rosmita mengungkapkan, gerombolan gajah ini, Kamis (11/9) malam, memasuki perkebunan warga. Menurut dia, jumlah gajah diperkirakan mencapai 13 ekor. “Tadi malam, 13 ekor gajah yang memasuki areal kebun,” tukasnya.
Menurut Rosmita, masalah ini sudah berulang kali dilaporkan ke petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDAE), tapi hingga kini belum ada juga ada solusi untuk mengatasi masalah ini.
Sekretaris Desa Bukitmas, Musa Tarigan, yang dihubungi waspada.id mengakui bahwa gajah liar kerab masuk ke perladangan warga dan merusak tanaman petani. Menurut dia, gajah ke luar dari hutan mencari makan, karena habitatnya terganggu karena kawasan hutan sudah rusak.
Menurut Musa, gajah tidak hanya merusak tanaman sawit yang baru tanam, akan tetapi pohon sawit yang sudah ukuran dodos juga tumbangi dibantai gajah. Pihak BKSDAE sudah sering turun menghalau gajah, tapi hewan ini tetap saja masuk ke perladangan warga.
Kepala Seksi BKSDAE Wilayah III Stabat, Bobby Nopandri, belum dapat untuk dimintai konfirmasinya terkait bagaimana solusi untuk mengatasi serangan gajah ke tanaman petani. Aplikasi WhatsApp yang bersangkutan aktif saat dihubungi, tapi ia tak merespon panggilan. (id24)