SAMOSIR (Waspada.id): Warga Samosir menyayangkan tutupnya Poliklinik Mata Yang telah diresmikan oleh Bupati Samosir Vandiko Gultom pada Februari 2025 lalu. Menurutnya, tutupnya Poliklinik Mata membuat masyarakat Samosir harus kembali ke luar daerah untuk berobat mata.
Diketahui, peningkatan layanan kesehatan di Samosir adalah program utama Bupati Samosir Vandiko Gultom salah satunya meresmikan Poliklinik Mata. Namun disayangkan, Poli Mata tersebut tidak lama beroperasi dan harus tutup.
“Saya baru saja merencanakan akan periksa mata agar dapat mengganti lensa kacamata saya, eh tahunya sudah tutup,” kata salah seorang warga Samosir, Wendeilyna Simarmata kepada Waspada.id, Senin (24/11) di Pangururan.
Dirinya sangat menyayangkan tutupnya Poliklinik Mata di RSUD Hadrianus Sinaga. Sebab fasilitas yang diberikan sangat meringankan pengobatan mata bagi masyarakat Samosir dan tak harus jauh berobat mata ke luar daerah.
“Saya sangat menyayangkan tutupnya poli mata. 4 tahun saya tinggal di Samosir sudah 2 kali mengganti lensa kacamata di Medan,” imbuhnya.
Menurutnya, dokter mata sangat diperlukan oleh masyarakat Samosir, seharusnya Pemkab Samosir menghargai dan memberikan gaji tunjangan dan fasilitas agar tetap bertahan di RSUD Hadrianus Sinaga Pangururan.
“Masyarakat Samosir sangat membutuhkan dokter mata. Sepatutnya dihargai kinerjanya dengan memberikan gaji tunjangan agar betah di Samosir. Dokter-dokter spesialis hengkang dari RSUD Hadrianus Sinaga karena tidak sesuai gajinya,” ucap Wendeilyna.
“Jika penggajiannya di bawah daerah lain, sudah pasti dokter-dokter memilih tugas di mana gaji tunjangan memadai,” lanjutnya.
Wendeilyna juga mengatakan, jika Bupati Samosir membiarkan hal ini, masyarakat harus melaporkan ke Presiden Republik Indonesia, bahwa pelayanan kesehatan di Samosir tidak maksimal.(id53)












