Scroll Untuk Membaca

Teknologi

Era Global Boiling: Malindo Care Dorong Sawit Sumatera Utara Ramah Iklim

Era Global Boiling: Malindo Care Dorong Sawit Sumatera Utara Ramah Iklim
Ketiga pembicara saat memaparkan materinya yang dimoderatori oleh Ir. H. Soekirman mantan Bupati Serdang Bedagai. Waspada/R Anwar
Kecil Besar
14px

DELISERDANG (Waspada): Industri kelapa sawit di Sumatera Utara menghadapi tantangan besar dalam era “Global Boiling”. Hal ini menjadi sorotan utama talkshow PT Malindo Care bertema “Sosialisasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Industri PKS di Sumut” di Wing Hotel Kualanamu, Sabtu (12/7).

Tengku Dianingrum, Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, menegaskan urgensi transformasi menuju sektor yang ramah lingkungan.

“Era Global Boiling telah tiba,” kata Tengku Dianingrum, mengutip Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Ia memaparkan data mengkhawatirkan: konsentrasi CO2 di atmosfer mencapai 419.4 ppm pada Juli 2023, dan suhu rata-rata bumi naik 1.54°C di atas rata-rata pra-industri.

“Konteks global ini,” ujarnya pada acara yang dimoderatori Ir. H. Soekirman, “menunjukkan pentingnya komitmen industri kelapa sawit pada praktik berkelanjutan”.

Meskipun kelapa sawit menjadi kontributor utama devisa dan lapangan kerja, paparnya, ekspansi yang tak terkendali telah menyebabkan deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, konflik lahan, dan kondisi kerja yang buruk.

Namun, lanjutnya, upaya menuju kelapa sawit ramah iklim terus digencarkan melalui berbagai perjanjian dan regulasi internasional seperti Perjanjian Paris (2015), EUDR, dan komitmen NZE. Di Indonesia, target pengurangan emisi GRK juga telah ditetapkan.

Di Sumatera Utara, sebutnya, upaya ini diwujudkan dengan penerapan praktik pertanian berkelanjutan, sertifikasi RSPO dan ISPO, pemanfaatan energi terbarukan, larangan pembakaran, pengelolaan limbah sirkular, dan pemanfaatan biogas dari POME.

“Industri juga harus transparan dalam pelaporan emisi dan jejak karbon, serta terlibat dalam rantai pasok berkelanjutan,” jelas Tengku Dianingrum. “Pendampingan bagi petani kecil untuk mengadopsi praktik berkelanjutan juga krusial,” urainya.

Sementara narasumber lainnya diantaranya Datok Paduka Seri Dr Zainal Abidin owner PT Malindo Care, dan Luat Sihite dengan lugas dan singkat memaparkan pentingnya kesepakatan untuk menjaga lingkungan demi anak cucu ke depan.

Sebelumnya, Datok Paduka Seri Zainal Abidin pada mukadimah pembukaan talkshow yang dihadiri pelaku industri Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Aceh, Sumatera Utara dan Riau itu mengapresiasi inisiatif kemitraan strategis antara PT Malindo Care dan pelaku industri PKS di Indonesia.

“Kemitraan ini tidak hanya menjadi bentuk solidaritas lintas batas negara, tetapi juga cerminan dari semangat kolaborasi untuk mendorong transformasi industri sawit yang lebih bersih, inklusif dan berdaya saing,” tutupnya.(m14)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE