TAPTENG (Waspada) Sebanyak 186 pelajar, 6 guru dan 3 pengasuh asrama SMAN 1 Matauli Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, dinyatakan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil tes antigen yang dilaksanakan secara masal sejak tanggal 8 sampai dengan 10 Februari 2022 lalu.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Puskesmas Pandan, dr Depri Rambe selaku penanggungjawab Posko penanganan wabah Covid-19 di lokasi Isoter, asrama SMAN 1 Matauli Pandan, pada Sabtu (12/2).
Depri menjelaskan kronologi penyebaran wabah Covid-19 di SMAN 1 Matauli Pandan bermula pada saat salah satu orang tua siswa berkunjung ke asrama. Satu Minggu setelah kunjungan, siswa tersebut sakit dan mohon izin untuk pulang kampung ke Medan. Di Medan, yang bersangkutan berobat disalah satu rumah sakit ternama dan berdasarkan hasil tes Sweb dinyatakan positif Covid-19.
Hasil tersebut selanjutnya diinformasikan ke SMAN 1 Matauli Pandan kemudian diteruskan ke Satgas Covid-19 Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sebanyak 1.127 pelajar, guru dan pengasuh dilakukan tes Antigen. Hasilnya, 186 orang pelajar, 6 orang guru dan 3 orang pengasuh asrama dinyatakan reaktif.
“Jadi, total ada 195 siswa dan guru serta pengasuh yang reaktif Covid-19. Dan dari 195 orang tersebut, sebanyak 115 orang pelajar saat ini menjalani isolasi mandiri di asrama sedangkan sisanya isolasi mandiri dirumah,” jelas Depri.
Ditanya apakah virus Covid-19 yang mewabah di SMAN 1 Matauli Pandan tersebut termasuk jenis Omicron seperti yang tersebar di media dan santer menjadi pembicaraan masyarakat, Depri tidak ingin berspekulasi.
Ia mengatakan, sampai hari ini pihaknya masih menunggu hasil tes laboratorium di Medan terkait jenis virus yang mewabah.
“Kita kan gak langsung tahu jenis variannya. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan hingga akhirnya kita tahu apakah ini varian Delta atau Omicron. Hanya saja, jika dilihat dari cepatnya penyebaran virus ini, dimana tak sampai satu Minggu sudah ratusan yang reaktif, maka ini memang ciri-ciri dari varian Omicron,” paparnya.
Hingga Sabtu (12/2) seluruh pelajar yang reaktif dalam keadaan sehat. Sebelumnya sempat ada yang bergejala demam dan batuk ringan. Namun telah ditangani dengan baik dan berangsur pulih.
“Bagi pelajar yang statusnya reaktif wajib isolasi mandiri di sini (asrama) sedangkan yang non reaktif boleh kembali kerumah namun tetap dalam pantauan kami,” pungkasnya mengakhiri.
Pasca ditemukannya 195 pelajar dan guru/pengasuh asrama SMAN 1 Matauli Pandan reaktif Covid-19, untuk sementara seluruh proses belajar dihentikan. Langkah ini diambil untuk memaksimalkan upaya memutus mata rantai penyebaran virus. Jika nanti hasil pemeriksaan lanjutan sudah negatif, proses belajar akan kembali dilakukan.
Untuk menjamin protokol kesehatan berjalan dengan baik selama masa isolasi mandiri, Posko gabungan yang terdiri dari personil TNI Kodim 0211 Tapteng dan Polres Tapteng telah mendirikan Posko Tanggap Darurat Covid-19 dipintu keluar masuk asrama. Tak terlihat ada aktivitas yang berarti dikomplek asrama yang terdiri dari 4 gedung berlantai 4 tersebut. Para pelajar berada di kama masing-masing dan hanya sesekali terlihat dari kaca jendela. (mys)