BKSDA Belum Jemput Gajah Jinak Di CRU

- Aceh
  • Bagikan

IDI (Waspada): Meskipun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, didesak sejumlah pegiat lingkungan dan didukung legislatif untuk merumahkan namun gajah-gajah jinak di Conservation Respon Unit (CRU) Serbajadi, Aceh Timur, hingga saat ini belum dijemput.

“Gajah jinak di CRU Serbajadi, belum dijemput. Padahal keberadaan gajah jinak di sana tidak maksimal dalam mitigasi konflik gajah liar di Aceh Timur,” tegas Direktur Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh (Yakata) Zamzami Ali Umri Balqiah, kepada Waspada, Jumat (11/2).

Agar penganggaran untuk pakan dan operasional tidak mubazir, Zamzami berharap BKSDA Aceh segera menjemput tiga gajah jinak di CRU Serbajadi. “Apalagi satu dari empat gajah yang ditempatkan BKSDA Aceh ke CRU tersebut telah mati setelah diracun untuk diambil gading beberapa tahun yang lalu,” urainya.

Dia berpendapat, tujuan ditempatkan gajah jinak ke CRU tahun 2015 silam adalah untuk meminimalisir konflik gajah dengan manusia yang terjadi di sejumlah kecamatan di Aceh Timur, seperti Ranto Peureulak, Indra Makmu, Pante Bidari, dan Banda Alam. “Tapi kenyataan bertahun-tahun hingga saat ini konflik gajah belum juga reda,” timpa Amy, sapaaan Zamzami Ali Umri Balqiah.

Hampir 10 tahun empat gajah jinak ditempatkan ke CRU, hasilnya bisa dikatakan nihil. Oleh sebanyanya, BKSDA Aceh segera menjemput gajah dan mengembalikan ke Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar. “Mudah-mudahan Pemerintah Aceh lebih peka terhadap keberadaan gajah yang di tempat ke CRU di Aceh, khususnya CRU Aceh Timur, karena keberadaannya kami nilai tidak optimal,” tambah Amy. (b11).

Keterangan Foto : Direktur Yakata, Zamzami Ali Umri Balqiah. Waspada/M. Ishak

  • Bagikan