SINGKIL (Waspada): Melonjaknya harga bahan pangan di Aceh Singkil semakin menyulitkan ekonomi masyarakat sejak beberapa bulan terakhir.
Untuk mengatasi kesulitan warga tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil terus berusaha untuk menjaga stabilisasi harga pangan, dengan meningkatkan hasil produksi berbagai komoditi di Bumi Sekata Sepekat itu.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Aceh Singkil H Kuatno, kepada Waspada.id, Senin (9/10) menjelaskan, Pj Bupati Aceh Singkil telah mengintruksikan seluruh kecamatan untuk melakukan gerakan menanam berbagai komoditi diwilayahnya masing-masing.

Tujuan gerakan menanam bersama tersebut diharapkan, dapat menekan harga bahan pangan yang saat ini sedang mengalami kenaikan, kata Kuatno
Untuk program gerakan menanam ini, Pj Bupati telah mengintruksi masing-masing kecamatan untuk mencari dan memanfaatkan lahan kosong yang akan ditanam berbagai komoditi andalan.
Misalnya, jagung, semangka, sayur-sayuran, bawang, cabai, tomat dan lainnya, yang cocok dengan kondisi tanahnya masing-masing.
Sehingga kedepan jika panen dengan jumlah besar, bisa menekan harga pasar saat ini, karena sebagian besar komoditi utama dipasok dari luar daerah yang menyebabkan harga lebih tinggi.
Ini kita mulai dulu dari kecamatan, kita harapkan terus bisa diikuti seluruh desa dan sasarannya masing-masing rumah tangga bisa ikut menanam.
“Jika bisa terlaksana, kedepan kebutuhan rumah tangga masyarakat dapat terpenuhi, dan mengurangi biaya harian keluarga,” terang Kuatno
Kegiatan menanam di kecamatan ini akan dibiayai dari sumber anggaran Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) senilai Rp110 juta, yang merupakan Silpa anggaran, anggota dewan tahun 2022.

Ini arahan Pj Bupati Drs Azmi agar menyediakan lahan masing-masing 1 ha setiap kecamatan.
Melihat pada zaman Presiden Suharto seluruh masyarakat harus terlibat dalam mendukung program ketahanan pangan secara nasional, dengan memanfaatkan lahan tidur.
Sementara itu untuk komoditi yang akan dibudidayakan kata Kuatno, akan disesuaikan dengan kondisi tanah yang cocok. “Seperti di Kecamatan Kuala Baru misalnya, jika tidak cocok jagung ya bisa ditanam semangka atau cabai. Kita akan melibatkan seluruh penyuluh kita untuk pendampingan,” ucapnya.
Saat ini seluruh kecamatan sudah melaporkan lahan tersebut sudah tersedia untuk dikelola. Kendati masih menunggu anggaran dari Perubahan, untuk direalisasikan. “Kalau ada kebijakan untuk mendahulukan anggaran, ya dikerjakan akan lebih bagus, dan biaya akan diganti setelah cair anggarannya,” ucap Kuatno. (B25)