Selasa (5/4) pukul 09:00 Wib, beberapa warga Gampong Gintong, Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie terlihat tergopoh-gopoh menuju ke sawah yang diapit oleh perbukitan.
Namun dari kejauhan terlihat seorang perempuan lanjut usia (Lansia)berpakaian compang-camping ditemani beberapa bocah sedang sibuk mengolah buah aren menjadi kolang-kaling.
Dia adalah Nek Bismi, 65 warga Gampong Gintong, Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie. Memproduksi kolang-kaling setiap tiba bulan Ramadhan memang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan Nek Bismi.
Sejak usianya masih remaja Nek Bismi telah menjadi perajin kolang-kaling, yakni kegiatan usaha mikro yang telah diwariskan secara turun-temurun. Sekira beberapa tahun silam sebelum Virus Corona mewabah, usaha kolang-kaling Nek Bismi dikirim ke berbagai kota besar di Aceh dan Medan, Sumatera Utara.
Tetapi apa lacur, dengan modal pas-pasan, ditambah lagi pandemi Covid-19 belum berakhir di negeri ini, Nek Bismi hanya bisa memproduksi kolang-kaling 20 Kg/hari. Jumlah ini hanya bisa dijual di pasar Grong-grong saja.
Kendati usaha produksi kolang-kaling, ini sempat terguncang akibat wabah virus corona yang bereskalasi secara global, nasional dan lokal dalam beberapa tahun terakhir in. Namun, Nek Bismi sebagai perajin Kolang-kaling di Gampong Gintong, Kabupaten Pidie ini mampu bertahan meskipun hasil produksinya sedikit.
Di bulan penuh berkah ini, Nek Bismi tengah mendulang rupiah di tengah meningkatnya permintaan pasar. Untuk mencukupi permintaan pasar, Nek Bismi mengaku sudah mengorder buah aren pada beberapa pemilik kebun.
Sebut dia butuh modal besar untuk membeli buah aren. Per batang buah aren dibelinya seharga Rp 200.000 dengan jumlah 12 tandan/ batang. Dia juga mengeluarkan biaya Rp 50.000 untuk ongkos petik buah aren, serta biaya angkut.
Setiba di rumah, semua buah aren tersebut direbus, setelah dingin buah-buah aren itu dipotong, lalu dicongkel isinya untuk dijadi kolang-kaling. Setelah itu semua biji kolang-kaling tersebut dimasukkan dalam air, lalu dibawa ke pasar Grong-grong untuk dijual. Di pasar Grong-grong, kolang-kaling dijual per kilogram Rp 20.000 dan Rp5000/gelas.
Setiap harinya Nek Bismi memproduksi sekira 20 Kg Kulang-kaling. Jika cuaca tidak hujan, dalam sehari ia bisa mengantongi uang sekira Rp400.000 hingga Rp500.000. “ Ini sudah lebih dari cukup, bisa menyisihkan sedikit dari hasil penjualan untuk ditabung,” pungkasnya.
Muhammad Riza
Nek Bismi, 65, produsen kolang-kaling asal Gampong Gintong, Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Selasa (9/5). Waspada/Muhammad Riza.