KUTACANE (Waspada): Yayasan Dayah Darussalam Desa Kisam Kute Pasir, Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten, Aceh Tenggara (Agara) saat ini genap berumur empat tahun dengan visi menjadi lembaga pendidikan Islami yang terkemuka, mandiri, modern, dan populis, sehingga mampu mencetak kader ulama dan umara ahlul qurra wal huffadz.

Pimpinan Yayasan Dayah Darussalam, Desa Kisam Pasir, Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara, Abi Abd Manin kepada Waspada, Rabu (14/12), mengatakan tekad lembaga ini untuk mendidik santri/wati agar mampu mengaplikasi ilmu berbasis Islami dalam segala bidang, ia mencontohkan, membekali santri dengan akidah dan akhlaq al-karimah dan sikap mental yang mengacu pada konsep khairu ummah.
Selain itu, pengurus dayah ini juga dituntut untuk mampu membekali santri dengan kemampuan untuk mendalami berbagai kitab ma’ruf yang berkembang di dayah/pesantren dan lembaga pendidikan tinggi Islam.
Para santri di dayah modern ini juga dibekali dengan ilmu-ilmu agama, umum dan ilmu khas ulumul qur-an. Bahkan, kemampuan berbahasa Arab dan Inggris dituntut lebih besar agar mampu membekali diri untuk dapat hidup mandiri. Disiplin dan dedikasi kuat yang ditanamkan di pesantren ini semasih jadi santri, menjadi modal besar dalam mengukir kesuksesan bagi alumni pesantren ini di kemudian hari.
Kini, di tengah persaingan menjamurnya sejumlah dayah di tempat lain, kita akan terus berusaha agar menjadi yang teratas bagi pencetak kader Islami yang andal. Kesiapan juga terus dikembangkan, mulai dari fasilitas asrama hingga sekolah. “Kini, pelayanan untuk santri di asrama yang kami utamakan, setelah itu baru pengembangan fasilitas sekolah,” kata Abi Abdul Manin.
Berhasil mencetak kader Islami yang andal dan teruji. Dayah Darussalam selain memiliki gedung asrama santeri dan santeriwati juga memiliki sekolah dengan tingkatan diantaranya, Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) dan Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Darussalam.

“Alhammdulillah saat ini santri yang sedang menimba ilmu di dayah darussalam ini, sebanyak 200 santri, sebagai tenaga guru pengajar berjumlah 25 guru, dengan kurikulum perpaduan sistem kurikulum dayah teridisional modern dikarenakan tuntutan jaman,” papar Abi Abd Manin.
Dijelaskannya, selain mempelajari ilmu kitab gundul atau tidak berbaris, santri kelas 1, dibakali ilmu diantaranya, taqrib, bina, awamil, jarumiyah dan lain lain, bagi santri kelas 2, dibekali pelajaran baijuri, kawaqib, al qailani, taklimutalim dan lain lain.
Kemudian untuk santri kelas 3, dibakali ilmu pelajaran, iyanah, taswik, salsilmudkhal, idahul mufham, sawi, warqat dan lain lain. Dan santri/i juga dibekali ilmu fardhu kipayah seperti jiarah qubur, mentajhijkan mayit, do’a kenduri dan lain lain.
Dalam rangka untuk peningkatan pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggeris ini sering diuji melalui cerdas cermat sesama santri sekaligus lomba pidato yang juga mempelajari ilmu olahraga bela diri seperti pencak silat, di samping itu ukhti santeriwati Dayah Darussalam sering terjun ke desa desa guna memberikan pengajian keagamaan kepada jemaah wirid yasin.

Bagi sentri setelah selesai menuntut ilmu nantinya dari dayah ini dan memasuki sekolah perguruan tinggi islam Kutacane hingga selesai ditanggung biaya program bidik misi oleh Dayah Darussalam sendiri.
Dayah Darussalam ini pernah di kunjungi anggota DPR RI Teuku Riefky Harsya dan anggota DPR Aceh Nurdiansyah Alasta M.Kes beberapa waktu lalu, dalam rangka pemberian secara simbolis buku rekening biasiswa PIP sebanyak 782 siswa se Agara untuk SD Rp450 ribu, SMP Rp750 ribu, SMA Rp1 juta, sebut Abi Abd Manin menambahkan. (cseh)