LANGSA (Waspada): Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen Universitas Samudra (Unsam) Langsa melakukan pengabdian berupa Introduksi Mesin Pakan Pelet Carong pada Gapokkan Sepakat Kampung Sungai Kuruk III, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang.
Ketua Tim PKM Dosen Universitas Samudra, Agus Putra AS, S.Pi, M.Sc didampingi anggota Ir. Muhammad Jamil, M.MA dan Baihaqi, SS, M.A kepada Waspada, Senin (19/8) menyampaikan, pengabdian kepada masyarakat berupa Introduksi Mesin Pakan Pelet Carong kita laksanakan di Kampung tersebut merupakan salah satu sentra penghasil produk perikanan terutama ikan bandeng, udang vaname dan kepiting bakau dengan luas lahan produksi 691,87 ha.
Lanjutnya, usaha perikanan yang berlangsung di sana telah berjalan secara turun menurun. Kondisi topografi wilayah itu yang termasuk kedalam kawasan pesisir dengan jumlah kelompok pembudidaya ikan sebanyak 72 pokdakan berdasarkan Keputusan Bupati Aceh Tamiang.
Jadi, sejak tahun 2021, Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan kabupaten Aceh Tamiang telah membentuk gabungan kelompok pembudidaya ikan (Gapokkan) ‘Sepakat’ untuk mengelola dan mengembangkan usaha budidaya udang dan ikan di lahan tambak kelompok seluas 64 Ha.

“Adapun, hasil diskusi antara mitra dan tim PKM mengidentifikasi dua permasalahan prioritas, yaitu; Belum adanya alat/teknologi mesin pelet pakan udang, Pengetahuan kelompok dalam menerapkan teknologi mesin pelet masih terbatas serta Pengetahuan anggota kelompok dalam manajemen usaha masih terbatas,” ujarnya.
Selanjutnya, berdasarkan pada analisis situasi dan kondisi objektif yang ada pada mitra, sehingga solusi yang disepakati bersama antara tim PKM dan mitra diantaranya, teknologi mesin pakan pelet udang dan ikan, pelatihan pembuatan pakan pelet udang dan ikan serta pelatihan manajemen usaha dan kelembagaan.
*Ketersediaan pakan pellet menjadi masalah utama dalam pengembangan usaha budidaya perikanan bagi Gapokkan Sepakat. Hasil wawancara dengan ketua dan seluruh anggota kelompok, diketahui bahwa harga pakan relatif mahal berkisar seharga Rp400 ribu/karung karena didatangkan dari Medan, Sumatera Utara,” jelas Agus Putra.
Kondisi ini, lanjutnya, menyebabkan Gapokkan Sepakat hanya mampu menebar benih ikan bandeng dan udang vaname sebanyak 10.000 ekor/ha. Sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan pakan dari pabrik, Gapokkan. Sepakat juga menggunakan pakan alami dengan terlebih dahulu menambahkan pupuk kimia ke dalam kolam sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pakan dari pabrik.
Dikatakan Agus Putra lagi, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kuantitas produksi udang dan ikan dan meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui penerapan teknologi mesin pakan pelet.
Kegiatan dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi yaitu, Sosialisasi dan koordinasi kegiatan, Uji operasional mesin, Penerapan produk teknologi dan Pendampingan operasional. “Dalam kegiatan ini, mitra diberikan pelatihan tentang teknik pengoperasian mesin pakan pelet dan teknik pembuatan pakan pelet serta manajemen usaha dan kelembagaan,” imbuh Agus Putra. (b24)
Teks Foto: