PIDIE (Waspada.id): Anggota DPRK Pidie, Sulaiman alias Pak Salam dari Fraksi Partai Aceh (PA), Senin (1/12), menyoroti lonjakan harga BBM dan kebutuhan pokok di tengah kondisi darurat banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Pidie.
Ia menilai praktik oknum pedagang dan pengusaha yang menaikkan harga sebagai bentuk eksploitasi terhadap penderitaan masyarakat dan menuntut agar segera dihentikan.
Sejak banjir melanda, harga BBM eceran dilaporkan melonjak hingga dua kali lipat dari harga normal. Hal serupa terjadi pada kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur. Kondisi ini menambah beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Di tengah keadaan begini, masih ada yang tega memainkan harga. Ini tidak manusiawi. Pemerintah harus turun tangan, jangan biarkan pedagang nakal memanfaatkan musibah,” tegas Pak Salam.
Politikus Partai Aceh itu meminta Pemkab Pidie bersama Dinas Perdagangan dan aparat hukum melakukan pengawasan ketat, sidak pasar, dan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku usaha yang terbukti melakukan praktik spekulasi.
“Bencana bukan ladang bisnis. Siapa pun yang menahan stok, menimbun barang, atau menaikkan harga seenaknya harus diberi tindakan tegas,” ujarnya.
Pak Salam juga mengapresiasi langkah cepat Polres Pidie yang turun langsung ke pasar untuk menindaklanjuti lonjakan harga barang pokok. Ia berharap Pertamina dapat memastikan ketersediaan gas LPG dan BBM agar kebutuhan warga terpenuhi.
“Mari sama-sama kita lewati musibah ini dengan langkah cepat dari tugas masing-masing pemangku kepentingan,” tambahnya.

Antrean Panjang di SPBU
Pantauan Waspada, situasi diperparah dengan antrean panjang kendaraan di sejumlah SPBU di Pidie. Panjang antrean mencapai hampir satu kilometer, memakan sebagian badan Jalan Nasional Banda Aceh–Medan, sehingga arus lalu lintas tersendat dan meningkatkan risiko kecelakaan.
“Sangat rawan kecelakaan. Jalan jadi sempit karena antrean mobil dan sepeda motor menutup sebagian badan jalan,” kata seorang pengendara di kawasan Padang Tiji. Pengendara lainnya mengungkapkan antrean hampir terjadi setiap hari sejak stok BBM di tingkat pengecer menipis dan harga meroket.
Warga
Di tengah kekacauan harga, warga meminta pemerintah daerah tidak hanya memberikan imbauan, tetapi turun langsung ke lapangan. Nasruddin, warga Mila yang kini mengungsi di meunasah, menegaskan: “Imbauan saja tidak cukup. Harus ada aksi nyata. Pedagang nakal yang memanfaatkan situasi harus ditindak tegas.”
Hal senada disampaikan Nurhayati, warga lainnya. Ia berharap pemerintah menurunkan tim khusus untuk mengawasi harga mulai dari pasar hingga pengecer kecil. “Kami sudah kesulitan karena banjir. Jangan biarkan harga seenaknya dinaikkan. Pemerintah harus hadir langsung, bukan cuma lewat pernyataan,” ujarnya.
Dengan meningkatnya tekanan masyarakat dan desakan legislatif, publik kini menunggu langkah konkret Pemkab Pidie untuk memastikan stabilitas harga, kelancaran distribusi BBM, dan keamanan lalu lintas di tengah situasi darurat banjir. (id69)












