Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Disdagperinaker Agara Tutup Mata

  • Bagikan

KUTACANE (Waspada) : Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disdagperinaker) Aceh Tenggara terkesan masih cuek dan tutup mata, menyikapi masih mahalnya harga jual minyak goreng berbagai pasar di Kutacane dan sekitarnya. Padahal, Pemerintah melalui instruksi Presdien Ri Joko Widodo melalui Kementerian Perdagangan, telah memerintahkan penurunan harga minyak goreng berbagai kemasan yang dipasarkan diperjual belikan pada berbagai pasar.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Perdagangan, M.Lutfi, ujar beberapa warga Aceh Tenggara, penurunan harga minyak goreng berbagai kemasan itu merata di seluruh Indonesia, bahkan untuk minyak goreng curah dan kemasan, per liternya turun menjadi Rp14 ribu.

Namun ujar, Samidah, salah seorang ibu rumah tangga di kawasan Pulonas dan beberapa wilayah lainnya,faktanya harga yang ditetapkan pemerintah jauh berbeda dengan yang di lapangan, karena untuk harga minyak curah per liternya, bukannya Rp14 ribu, namun dijual Rp18 ribu per liternya.

Sedangkan di Pasar modern seperti Indomaret yang ada di Kutacane dan sekitarnya, kendati harga minyak goreng per liternya telah turun sejak 20 Januari lalu, namun karena telah menurunkan harga per liternya Rp14 ribu, langsng dserbu warga, akibatnya stock mireng di Indomaret habis bahkan saat ini minyak goreng kemasan menjadi barang yang langka di pasar modern.

Dampaknya, warga yang ingin mendapatkan minyak goreng dengan harga murah sesuai edaran kementerian Perdagangan, akhirnya menjadi kecawa dan terpaksa gigit jari akibat masih membandelnya pedagang eceran dan pedagang setingkat grosir mempertahankan harga minyak curah Rp20 ribu per kg.

Kasirin Sekedang, salah seorang warga Kutacane mengaku miris dan prihatin melihat rendah dan tak pedulinya pihak Dinas Perdagangan Perindustrian dan Transnaker Aceh Tenggara, menyikapi masih mahalnya harga minyak goreang di pasaran.

Seharusnya, sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, Dinas Perdagangan Aceh Tenggara menaruh kepedulian yang tinggi terhadap keluhan dan kebutuhan masyarakat, bukan malah berdiam diri dan berpangku tangan saja.
Buktinya, kendati harga minyak goreng masih mahal dan sebagian pedagang masih membandel serta tak peduli terhadap Surat edaran Menteri, tentang penurunan harga minyak curah dan minyak kemasan, pihak Dinas Dagperinnaker belum berniat turun ke lapangan emmantau harga sesuai yang di intruksikan Presiden Joko Widodo.

Kadis Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja Aceh Tenggara, Ramisin Selian ketika dikonfirmasi Waspada.id, Kamis (27/1) membenarkan pihaknya belum sekali pun turun ke lapangan atau ke pasar untuk memantau dan melihat harga minyak goreng yang masih mahal di Aceh Tenggara.

“Gimana mau turun ke lapangan atau ke pasar, karena tak ada sedikit pun dana yang tersedia di dinas kami, sedangkan jika turun ke lapangan membutuhkan biaya yang lumayan besar, apalagi jika melibatkan tim dari berbagai elemen mulai dari polisi, Satpol PP dan berbagai elemen lainnya,” ujar Ramisin seraya mengatakan belum ada jadwal pasti jika pihaknya akan turun ke pasar kendati harga jual minyak goreng masih melambung di atas harga normal.(b16)

  • Bagikan