IDI (Waspada): Sejumlah titik Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Banda Aceh – Medan di kawasan Kabupaten Aceh Timur mengalami kerusakan. Begitu juga dengan jembatan juga terjadi kerusakan hingga mengancam pengguna jalan dari dua arah, seperti jembatan Nurussalam.
“Besi jembatan yang terpasang terlihat menonjol ke atas. Jarak 20-30 meter tidak terlihat sama sekali, karena jembatan agak meninggi. Kondisi ini sangat membahayakan pengguna jalan dari arah Banda Aceh ke Medan atau sebaliknya,” kata Tgk Tarmizi, tokoh masyarakat Aceh Timur di Nurussalam, kepada Waspada, Minggu (1/12).
Dikatakannya, besi jembatan tersebut mulai terjungkal sekitar dua pekan yang lalu, namun saat itu telah dipotong warga hingga rata untuk menghindari kecelakaan pengguna jalan. “Tapi sekarang kembali terjungkal dan menonjol, sehingga warga memilih untuk meletakkan kotak dan tanda agar warga lebih berhati-hati,” kata Tgk Tarmizi, didampingi Aris.
Sementara sejumlah titik jalan negara yang rusak dan kondisinya semakin kritis antara lain di Desa Alue Bu, Kecamatan Peureulak Barat. Desa Seuneubok Aceh (Darul Aman), Kuta Lawah dan Buket Pala (Idi Rayeuk), Simpang Timon (Peudawa) dan Kuta Binjei (Julok).
Kerusakan jalan dan jembatan yang menjadi tanggung jawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh ini menjadi sorotan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). “Kita prihatin dengan kondisi jalan dan jembatan yang terkesan tidak di peduli, padahal jalan negara dan jembatan lintas sumatera ini mutlak menjadi tanggungjawab BPJN,” kata Ketua LSM Komunitas Aneuk Nanggroe Aceh (KANa), Muzakir.
Dalam sebulan terakhir, dia mengaku kerap mendapat informasi adanya kendaraan roda dua khususnya pengguna jalan dari luar Aceh Timur yang terperosok dan jatuh ke lubang. Begitu juga dengan kendaraan roda empat juga hampir setiap malam hari mengalami kecelakaan dan bannya meledak. “Kondisi jalan juga gelap, karena di lokasi ini tidak ada lampu penerang listrik yang dipasang,” sebut Muzakir.
Meskipun musim hujan tidak dapat dilakukan perbaikan secara permanen, Muzakir mendesak agar BPJN segera melakukan penampalan dengan tanah dan memberikan garis atau tanda bahaya, sehingga tidak mengakibatkan pengguna jalan menjadi korban. “Di Alue Bu, kondisi jalan sangat kritis, bahkan lubang yang terlihat awalnya saat ini sudah menjadi seperti kubangan kerbau,” pungkas Muzakir mengkritisi. (b11)