KUTACANE (Waspada): Ratusan warga Kute Sekhakut Kecamatan Leuser mengaku, kewalahan dan rugi besar, akibat buruknya kondisi jalan di bagian paling selatan Aceh Tenggara tersebut.
” Leuser sebenarnya tidak miskin, karena hasil buminya berupa pertanian dan perkebunan melimpah ruah, mulai dari jagung sampai hasil bumi lainnya,” ujar Sabirin, warga Kute Sekhakut saat mengikuti Bimtek dan acara penyerahan bantuan dari kemensos, Pj Bupati Syakir, HM Salim Fakhry dan OPD pada masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT), di Aula kute Kane Mende kecamatan Leuser, Sabtu (5/11).
Jalan buruk, merupakan masalah utama dan permasalahan berpuluh tahun yang belum terselesaikan di Kute Sekhakut Kecamatan Leuser, meski sering disampaikan, namun sampai saat ini belum ada solusinya, bahkan kondisi jalan menuju Simpang Permata Musara masih buruk.
“Untuk membawa puluhan jagung hasil panen petani, bisa jadi sampai 3 hari terutama ketika jalan berlapiskan tanah diguyur hujan lebat hingga mengakibatkan jalan becek dan licin, bahkan kerapkali membuat jagung yang terjebak ditengah jalan membusuk,” keluhan Sabirin diamini warga Kute Sekhakut lainnya.
Padahal, sambung Joni Desky, panjang ruas jalan dari Kute Sekhakut menuju Simpang 4 Kute Permata hanya 4 km , namun jika di musim penghujan, akibat jalan yang becek dan berlumpur, bisa-bisa memakan waktu sampai 3 jam lebih.
Kondisi jalan nyaris sama juga, ditemukan lagi di ruas jalan Provinsi Muara Situlen- Gelombang mulai dari Kute Permata Musara sampai ke desa Bukit Bintang Indah, terutama di kawasan dusun Gajah Mati.
Agar warga Sekhkahut tidak kesulitan lagi dan mudah membawa serta hasil pertanian dan perkebunan, Sabirin dan Joni Desky serta warga lainnya mendesak Pemkab dan Legislatif di Aceh Tenggara membantu mendatangkan 1 unit Robin atau perahu, agar memudahkan petani mengangkut hasil bumi dari sungai Alas.
HM Salim Fakhry, anggota DPR RI yang juga Ketua DPD II Golkar Aceh Tenggara mengatakan, pihaknya melalui Fraksi Golkar melalui dana pokok pikiran dewan, siap mengadakan pembelian satu unit Tobin atau perahu untuk kebutuhan petani dan warga Kute Sekhakut.
Pengakuan yang sama disampaikan Deni Febrian Roza, seraya menambahkan selain melalui pokok pikiran dewan, pengadaan perahu untuk mengangkut hasil bumi, masih dimungkin ditambah lagi dari dinas Perikanan, “jadi bukan hanya 1 saja diadakan, namun bisa mencapai 2 unit, yang oenting eksekutif dan dewan sepakat,” ujar Deni.
Pj Bupati Drs. Syakir.M.Si menanggapi keluhan warga Lawe Sekhakut menambahkan, jika pihaknya sepakat dengan dewan dan anggotq DPR RI ,terkait pengadaan robin atau perahu untuk mengangkut hasil pertanian petani lewat jalur sungai Alas, mengatasi sulitnya petani mengeluarkan dan menjual hasil bumi akibat buruknya jalan darat via simpang Kute Permata Musara.
Sebelumnya, Anggota DPR RI HM.Salim Fakhry dan Dirjen Perkebunan Hendratmojo, menyerahkan 2 ton pupuk urea, dolmit, NPK Jerman, hand sprayer,pupuk organik 10 ton dan mesin pompa air. Selain itu pihak Kementerian Sosial melalui juga menyerahkan bantuan bagi warga Komunitas Adat terpencil (KAT) melalui Dr.Indra Indarwati dan Kadis Sosial Bahagiawati, seperti 130 sak bibit jagung, 650 botol obat dan bantuan lainnya.
Turut hadir pada acara penyerahan bansos Kumintas Adat Terpencil dan Bimtek paska panen pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan, Sabtu (5/11) di Desa Kane Mende tersebut, Kapolres AKBP Bramanti Agus Suyono, Dandim 0108 dan kepala OPD di lingkungan Pemkab Aceh Tenggara. (6/11).(b16)
Pj Bupati Syakir didampingi anggota Komisi IV DPR RI HM.Salim Fakhry menyerahkan bantuan pada masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Kecamatan Leuser, Sabtu (5/11).(Waspada/Ali Amran)