SIGLI (Waspada): Sebanyak 15 imigran Rohingya diamankan di Mapolres Pidie, setelah berusaha kabur dari kamp penampungan di bekas gedung panti asuhan Minaraya, Kecamatan Padang Tiji, Selasa (24/1) pagi.
Ke 15 imigran Rohingya, itu berjenis kelamin wanita usia remaja dan anak-anak. Mereka ditemukan di kawasan perkebunan warga Gampong Lhok Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, atau sekira tiga Kilometer dari posisi gedung Minaraya.
“ Mereka keluar dari tempat penampungan, selanjutnya masuk dalam kebun warga dan sempat menelusuri sungai hingga pergerakan mereka diketahui warga. Selanjutnya, warga melaporkan keberadaan warga asing itu kepada petugas kepolisian” katanya.
Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali, S.I.K, ditemuai Waspada usai menghadiri pertemuan dengan delegasi IOM dan European Union di Pendopo Bupati Pidie, membenarkan pihaknya telah mengamankan 15 imigran Rohingya di Mapolres Pidie. Mereka diamankan setelah berusaha kabur dari tempat pengungsian di Kecamatan Padang Tiji.

Kapolres Pidie mengatakan ke 15 imigran itu diamankan untuk diklarifikasi alasan mereka kabur dari kamp, dan tujuan mereka ke mana. Kalau memang kabur dari kamp pengungsian untuk menemui keluarga yang berada di luar. Polres Pidie kata AKBP Imam, akan membantu menjembatani kepada IOM dan UNHCR yang punya tanggungjawab terhadap mereka selama berada di kamp.
AKBP Imam Asfali, juga menyampaikan alasan melakukan klarifikasi terhadap imigran Rohinya tersebut untuk menggali keterangan dari mereka, karena polisi mencurigai ada arah dugaan perdagangan manusia (human trafficking-red) terhadap imigran pengungsi Rohingya tersebut.
Namun sejauh ini sebut dia, polisi belum mendapatkan bukti dan keterangan dari mereka yang mengarah terhadap dugaan human trafficking. “ Kita kesulitan masalah bahasa, namun kan dari bantuan kawan-kawan IOM dan UNHCR, ini coba kita adopsi” katanya.
Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto, M.S.i, mengatakan pertemuan dengan delegasi IOM dan European Union membicarakan soal pengungsi imigran Rohinya yang sekarang tinggal di tempat penampungan sementara di Minaraya, Kecamatan Padang Tiji.
“ Mereka datang untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Pemkab Pidie atas pelayanan yang sudah diberikan kepada pengungsi Rohingnya dan apa saja yang dibutuhkan serta membahas kendala-kendala yang terjadi dalam penanganan pengungsi Rohingya” katanya.
Pj Bupati Pidie, dalam pertemuan itu Pemkab Pidie menginginkan adanya antisipasi terhadap konflik antara masyarakat lokal dengan pengungsi Rohinya. Apalagi sekarang dalam suasana bencana banjir, IOM dan UNHCR jangan hanya memperhatikan pengungsi Rohinya, padahal masyarakat setempat juga dalam kondusi sulit.
“Saya sampaikan tadi, ini yang bantu orang susah juga masyarakat yang sedang susa. Mereka sepakat nanti akan dilakukan bantuan, khususnya perbaikan drainase, mereka sanggupi. Khusus untukisolasi pengungsi mereka akan perbaiki pengamanan, sehingga tidak ada lagi pengungsi Rohingya yang kabur dan keluar dari Kamp” tegas Ir Wahyudi.
Geng Pengungsi
Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto, juga menyampaikan tentang kehidupan 174 pengungsi Rohinya di dalam Kamp Minaraya, Kecamatan Padang Tiji. Ternyata, sebut dia di dalam kamp tersebut mereka punya geng-gengnya sendiri sendiri. “ Yang keluar kemarin 15 orang ditangkap polisi, mereka diperiksa ternyata, Kata polisi mereka itu ada blok-blok atau kelompok-kelompoknya sendiri di dalam pengungsi Rohingya” katanya. (b06)