ACEH UTARA (Waspada): KPH (Kesatuah Pengelolaan Hutan) Wilayah II Aceh Firdaus menegaskan banyak penyebab banjir yang sering terjadi di Aceh Utara.
“Diantaranya intensitas hujan terlalu tinggi dan alih fungsi lahan serta masih adanya praktik illegal logging yang terjadi di hulu-hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah yang kami awasi,” ujar Firdaus, menanggapi rilis Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) terkait inkonsistensi Polhut/Pamhut yang sangat kurang dalam melakukan pengawasan terhadap hutan yang ada di Kab. Aceh Utara.
Begitupun Firdaus kepada Waspada yang mengirim rilisnya Kamis (13/10) menyebutkan bahwa pihaknya butuh sinergisitas dalam melakukan tindakan di dalam kawasan hutan.
“Kami akan segera melakukan pendataan terkait dengan aktivitas pembukaan lahan dan pelaku-pelaku illegal logging serta akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk bersinergis dalam melakukan tindakan di dalam kawasan hutan,” demikian Firdaus menanggapi penilaian YARA perwakilan Aceh Utara.
Selain itu, dalam rilisnya juga mengungkapkan berdasarkan pengalaman Polhut/Pamhut/Tim KPH Wilayah II Aceh yang membawahi lima kabupaten, dalam melakukan penindakan di lapangan terkendala dengan keikutsertaan pihak masyarakat setempat dalam menghalangi dan pengancaman kepada pihaknya saat melakukan penindakan.
“Untuk itu perlu melakukan pulbaket yang lebih akurat dan dukungan dari kesatuan penegakan hukum,” demikian Pidos.
YARA
Sebelumnya Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menilai, banjir yang mengepung sejumlah titik di Kabupaten Aceh Utara, disebabkan maraknya penebangan hutan dan maraknya aksi illegal logging.
“Kita mengidentifikasi, salah satu faktor penyebab banjir adalah dugaan praktik ilegal loging dan pengrusakan lingkungan di Aceh Utara,” kata Ketua YARA Perwakilan Aceh Utara, Iskandar SH, kepada Waspada, Rabu (12/10).

Seharusnya, keberadaan Polisi Hutan (Polhut) dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara, dapat mencegah aksi penebangan kawasan hutan, termasuk menertibkan kilang kayu, sehingga aksi illegal logging dapat diminimalisir.
“Polhut harus bekerja, sehingga tidak terkesan impoten,” kata Iskandar.
Dia mengaku kerap mendengar adanya petugas Polhut yang ditempatkan di Aceh Utara, tapi dirinya heran dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pihak yang memberikan pengamanan terhadap kawasan hutan.
“Prestasi yang telah dilakukan Polhut Aceh Utara, apa saja dalam menjaga hutan? Bahkan saya tidak mendengar adanya prestasi yang diberikan atas kinerja polhut di Aceh Utara,” tegas Iskandar.
Dikatakannya, hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga dan menyerap air agar tidak banjir, sehingga fungsi hutan sangat penting dan perlu kerja keras polhut untuk menjaga agar tidak ditebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Kita menduga, polhut bukan hanya lengah, tapi juga diduga tidak bekerja dalam menjaga hutan di Aceh Utara, sehingga banjir terjadi mencapai tiga kali dalam setahun” timpa Iskandar. (b07/b11)