SIGLI (Waspada): Alasan warga Pidie, Provinsi Aceh menolak menerima kedatangan rombongan imigran Rohingya, karena perangai, sifat dan adab mereka tidak sesuai dengan warga Aceh umumnya.
Muhammad, salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, Senin (20/11) mengungkapkan alasan penolakan atas kehadiran mereka yang jumlahnya begitu banyak sehingga sangat meresahkan masyarakat.
Apalagi, mereka berperangai buruk seperti mengotori Meunasah (Mushala-red), membuang hajat sembarang di areal mushala tempat yang biasanya digunakan warga untuk beribadah shalat lima waktu.
“ Ada beberapa alasan mengapa warga menolak kedatangan mereka. Berdasarkan pengalaman kami, saat mereka kami bantu dan kami tempatkan sementara di Meunasah, mereka justru buang kotoran manusia yang mengotori tempat suci yang biasa digunakan masyarakat untuk ibadah lima watu” katanya.

Dia mengakui, dalam persoalan ini terjadi pro dan kontra di tengah masyarakat. Ada sebagian warga yang menerima, karena mereka sudah mendarat, namun banyak warga yang menolak karena warga imigran tersebut berperangai buruk karena mengotori tempat ibadah dengan membuang hajat sembarang.
Kata dia, meski menolak warga tetap membantu memberikan beras dan kebutuhan lainnya untuk bekal mereka berlayar, melanjutkan perjalanan di laut.
Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali, S.I.K, dikonfirmasi Waspada, Senin (20/11) mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir ini tiga kapal kayu yang mengangkut ratusan imigran Rohingya, warga negara Myanmar telah mendarat di pesisir Kabupaten Pidie.
Kapal pertama mendarat di pantai Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Selasa (14/11/2023). Di dalam kapal tersebut terdapat sekira 196 imigran. Keesokan harinya, Rabu (15/11/2023), datang lagi dengan kapal kayu membawa 147 orang Rohingya, mereka mendarat di pantai Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Pidie.
Imigran yang mendarat di Muara Tiga dan Batee ini telah diboyong ke lokasi penampungan sementara di Yayasan Mina Raya, Gampong Luen Tanjong, Kecamatan Padang Tiji. Selanjutnya Minggu (19/11) pagi, kapal kayu yang membawa rombongan imigran Rohingya kembali mendarat di Pantai Kulee, Kecamatan Bate dengan membawa 220 imigran.
“ Nah, rombongan inilah yang ditolak oleh warga. Alasannya, karena mereka mereka buang hajat sembarangan sehingga mengotori Meunasah atau Mushala dengan kotoran-kotoran mereka itu” tutur Imam Asfali.
Sekarang ini, rombongan imigran tersebut sebagiannya ditempatkan di tepi pantai Beurandeh, Gampong Kule, Kecamatan Bate. “Sekarang kita tampung mereka dengan membangun tenda di pesisir pantai, kalau imigran yang rentan, seperti anak-anak dan orang tua ditampung di bangunan di gampong setempat” katanya, (b06)
Respon (1)