Scroll Untuk Membaca

Aceh

Pesimis Penyelesaian Proyek Krueng Pase, Petani Ancam Demo

Kecil Besar
14px

LHOKSUKON (Waspada) : Para petani Aceh Utara mengancam melakukan demo, menuntut penyelesaian bendung Krueng Pase. Mereka masih pesimis penyelesaian proyek yang mulia dikerjakan sejak Tahun 2021, Senin (28/8).

Ancaman demo disampaika para petani kepada Terpiadi A Majid, anggota DPRK Aceh Utara. Menurutnya, petani pesimis terhadap penyelesaian rehab Bendungan Krueng Pase. Menurutnya, sampai sekarang proyek masih terlantar dan belum jelas kapan dilanjutkan. “Sampai sekarang belum jelas kapan pembangunan dilanjutkan,” jelas Terpiadi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pesimis Penyelesaian Proyek Krueng Pase, Petani Ancam Demo

IKLAN

Aksi demo akan dilakukan di depan gedung Kantor Bupati Aceh Utara di Landeng, Lhoksukon. Diperkirakan akan melibatkan para perwakilan petani dari seluruh gampong kawasa Daerah Irigasi (DI) Krueng Pase. Seperti, Samudera, Syamtalira Bayu, Syamtaoira Aron, Meurah Mulia, Tanah Pasir, Tanah Lua, Matangkuli, Nibong dan Blang Mangat.

Sebelumnya, Terpiadi telah melaporkan kondisi Bendung Krueng Pase kepada Presiden RI. Dia menjelaskan, Irigasi Krueng Pase terletak di Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara, berjarak lebih kurang 20 KM dari Kota Lhoksukon.

Bendung ini dibangun Belanda pada Tahun 1931 ketika Indonesia belum merdeka, dengan memafaatkan sumber air dari sungai Krueng Pase. Irigasi Krueng Pase ini melayani mencapai 8.922 Hektare sawah, berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No.14/PRT/M/2015 merupakan tanggungjawab dan wewenang pemerintah pusat.

Areal yang dialiri irigasi ini meliputi 9 Kecamatan yang berada dalam wilayah 8 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dan satu Kecamatan di Kota Lhokseumawe.

Akibat besaran debit air dan bencana alam banjir yang terjadi pada tanggal 24 April 2008, bendung Irigasi Krueng Pase mengalami kerusakan berat dan patah, hal ini dikarenakan faktor usia konstruksi yang sudah cukup tua dan kurangnya perawatan pada saat itu. Selain itu, dampak dari bencana gempa bumi pada tanggal 26 Desember 2004 yang mempengaruhi kestabilan konstruksi sehingga mengakibatkan kerugian petani sawah yang tidak dapat menanam padi selama tiga tahun, atau enam kali musim tanam.

Gerakan Petani Krueng Pase Menggugat

Sementara itu, perwakilan petani merencanakan aksi demo 4 September 2023. H. Yusuf Hasan dari Kecamatan Samudera menjelaskan, demo dilakukan melalui ‘Gerakan Petani Krueng Pase Menggugat’. Aksi akan dikoordinir Misbahuddin Ilyas.

Di antara tuntutanya, segera selesaikan pembangunan bendung Krueng Pase. Mendesak Pemerintah Pusat untuk memberikan kompensasi pengganti kerugian kepada petani yang terdampak di sembilan Kecamatan. Mendorong Pemerintah untuk transparansi dalam melakukan pelelangan pekerjaan pembangunan bendungan Krueng Pase. (b08)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE