ACEH (Waspada.id): Insiden kebocoran pipa gas di wilayah Operation North Sumatera Area, Distrik Aceh, tepatnya di area perkebunan sawit, Desa Paya Tampah, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, Kamis (16/10) bukan disebabkan oleh human error, tapi disebabkan oleh faktor alam.
Saat ini, Tim Teknis Pertagas masih berada di lokasi kejadian, guna melakukan perbaikan lanjutan dan pemulihan sistem penyaluran gas dengan tetap mengedepankan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).
Head of External Relation Operation West Region Pertagas, Diana Santi, melalui siaran pers yang dikirim kepada Waspada.id, Kamis (16/10) malam, menyebutkan, PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, memastikan penanganan cepat, aman, dan terukur.
Kata Diana Santi, kebocoran teridentifikasi pada Kamis (16/10) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, insiden ini disebabkan oleh faktor alam (geo hazard) berupa tanah longsor lama yang menyebabkan pergeseran posisi pipa gas. Pertagas memastikan bahwa kejadian ini bukan disebabkan oleh kelalaian manusia (human error).
“Begitu laporan diterima, tim teknis kami langsung dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pengamanan area dan penanganan kebocoran sesuai prosedur darurat yang berlaku. Langkah-langkah mitigasi dilakukan secara cepat dan terkoordinasi guna memastikan keselamatan masyarakat dan pekerja tetap terjaga,” ujarnya.
Lebih lanjut, Diana menegaskan bahwa Pertagas memiliki sistem kesiapsiagaan yang andal untuk menghadapi potensi gangguan operasional, termasuk akibat faktor alam.
“Keselamatan dan keandalan penyaluran gas adalah prioritas utama kami. Kami terus memperkuat sistem monitoring, inspeksi berkala, serta koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat setempat untuk memastikan seluruh jalur pipa tetap dalam kondisi aman,” tambahnya.
Dalam siaran pers itu, Diana Santi juga menyebutkan, lokasi kebocoran berada jauh dari permukiman warga, sehingga tidak ada masyarakat yang terdampak langsung, dan tidak terdapat korban jiwa dalam kejadian ini.
Selanjutnya, Pertagas bersama pihak berwenang telah melakukan pemantauan udara dan memastikan konsentrasi gas berada dalam ambang aman.
“Pertagas berkomitmen untuk terus menjaga keandalan penyaluran energi nasional, serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalur pipa di area rawan geohazard guna memperkuat upaya mitigasi di masa mendatang,” demikian Diana Santi. (id70)
