Scroll Untuk Membaca

Aceh

Terlapor Bantah Aniaya Tuha Peut Punti, Mengaku Saling Pukul

Yahya, 70, guru balai pengajian Al Munawarah Gampong Punti, Minggu (22/9), menunjukkan foto wajahnya memar setelah ditinju Ketua Tuha Peut Gampong Punti Kec. Syamtalira Bayu Kab. Aceh Utara. Waspada/Zainuddin. Abdullah
Yahya, 70, guru balai pengajian Al Munawarah Gampong Punti, Minggu (22/9), menunjukkan foto wajahnya memar setelah ditinju Ketua Tuha Peut Gampong Punti Kec. Syamtalira Bayu Kab. Aceh Utara. Waspada/Zainuddin. Abdullah
Kecil Besar
14px

LHOKSEUMAWE (Waspada): Kasus penganiayaan Ketua Tuha Peut Gampong Punti Kec. Syamtalira Bayu Kab. Aceh Utara yang dilaporkan ke Polres Lhokseumawe dibantah oleh terlapor yang mengaku kejadian itu adalah saling balas pukulan.

Hal itu diungkapkan oleh terlapor, Yahya, 70, guru balai pengajian Al Munawarah Gampong Punti, Minggu (22/9).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Terlapor Bantah Aniaya Tuha Peut Punti, Mengaku Saling Pukul

IKLAN

Yahya mengatakan, dirinya telah memenuhi panggilan Polisi untuk dimintai keterangan terkait pelapor yang mengaku sebagai korban pemukulan. Namun dalam keterangannya kepada Polisi, Yahya justru membantah tudingan tersebut. Menurutnya, kejadian yang sebenarnya bukanlah penganiayaan sepihak tetapi kejadian ini adalah saling balas pukulan.

Kronologis kejadiannya, pada Senin (26/8) lalu, sekitar pukul 22:00 WIB, Yahya ikut bersama masyarakat yang kesulitan mencari Ketua Tuha Peut Iskandar, karena sering menghindar dari warga yang ingin tukar pendapat terkait penggunaan dana desa.

Terlapor Bantah Aniaya Tuha Peut Punti, Mengaku Saling Pukul

Ternyata, malam itu justru Ketua Tuha Peut kepergok dengan warga saat melintas di depan rumah geusyik setempat. Saat itu warga langsung merapat dan mengajak bicara, namun Ketua Tuha Peut justru bersikap arogan dan menolak berkomunikasi.

Tetapi yang memicu kemarahan Yahya adalah saat Ketua Tuha Peut mengucapkan kata kasar dan tidak sopan dengan menyebut Yahya sebagai ureung tuha pungo (orang tua gila-red).

Tak terima disebut sebagai kakek gila, Yahya spontan mengepal tangannya ke arah Ketua Tuha Peut itu hingga mengenai wajahnya. Seketika itu pula, Ketua Tuha Peut langsung membalas dengan meninju wajah Yahya hingga memar.

Karena sama – sama kena satu pukulan, Yahya menganggap sudah impas dan tidak ada yang dirugikan.

Baca juga:

Akan tetapi Yahya sama sekali tidak menyangka, setelah kejadian itu Ketua Tuha Peut Iskandar justru membuat laporan ke Polisi. Sedangkan dirinya yang merasa kejadian saling balas pukul itu selesai karena sama-sama saling pukul dan kena pukul. Bahkan sama sekali tidak ingin memperpanjang masalah mengingat sabagai orang satu kampung.

“Padahal inikan kasus sepele dan tidak ada tumpah darah, juga bisa diselesaikan di gampong. Saya tidak menyangka akan dipolisikan,” ujarnya.

Yahya juga mengaku, dirinya dibantu oleh tokoh masyarakat, sudah berusaha menemui Ketua Tuha Peut Iskandar untuk mengajak damai. Namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh Iskandar dengan sikap sombong dan angkuh.

Yahya menerangkan, bila Iskandar masih ngotot memperpanjang masalah dan tak ingin berdamai, maka dirinya terpaksa menggunakan kuasa hukum untuk menghadapi proses hukum yang sedang berjalan. (b09).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE