Anggota DPRD Sumut H Santoso SH, MHum Desak Pemerintah Tindak Tengkulak Turunkan Harga TBS

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut  H Santoso SH, MHum (foto) mendesak pemerintah melalui dinas terkait di kabupaten/kota untuk menindak para tengkulak yang sesuka hati menurunkan harga Tandan Buah Segar (TBS) hingga Rp 1.000 per kg.

“Kita minta ada tindakan terhadap para tengkulak yang telah menurunkan TBS, sehingga telah meresahkan petani sawit di Sumut,” kata H Santoso kepada Waspada, Senin (31/1).

Anggota dewan dari Dapil V yang meliputi Asahan, Batubara dan Tanjungbalai ini merespon pergerakan harga TBS di Sumut yang bergejolak diduga akibat permainan para tengkulak.

Informasi yang beredar, harga TBS di Sumut telah keluar dari jalur aman Rp 2800 – 3.000 per kg menjadi Rp 2.000. “Terjadi penurunan sebesar Rp 1.000 per kilonya,” kata anggota dewan dari Fraksi Demokrat DPRD Sumut ini.

Hal ini bertentangan dengan ketetapan Tim Penetapan Harga TBS Provinsi yang terbentuk berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/215/KPTS/2017, yang menetapkan harga TBS Rp 1.736,74/kg.

“Saya amati di pasaran, tampaknya ada permainan harga  yang tidak sehat yang dilakukan para tengkulak,” imbuhnya.

Akibatnya, para petani resah dan dikhawatirkan akan terjadi gejolak harga yang berkepanjangan.

Karenanya, dia mendesak Pemprovsu dan asosiasi petani serta pengusaha untuk kembali menstabilkan harga TBS.

Pihaknya menduga ini dilakukan para tengkulak secara sengaja untuk membuat masyarakat petani semakin terjepit.

Dia pun khawatir dengan pandemi Covid-19, ekonomi akan semakin hancur dan lumpuh, jika pemerintah bersama kalangan asosiasi tidak mengambil langkah untuk menstabilkan harga TBS.

“Saya mewakili rakyat dan dari Dapil V berharap ada langkah tegas dari Pemprovsu, jangan sampai TBS menyentuh angka di bawah Rp.1000 kg,” katanya.

Selama beberapa minggu terakhir, Santoso mengaku dihajar habis dengan pergerakan harga TBS di Sumut.

Pihaknya berharap Gubsu menurunkan tim untuk memantau pergerakan harga TBS sampai ke tingkat petani sawit, dan menindak tegas tengkulak yang mempermainkan harga-harga untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Pada 2020, harga TBS sempat menembus level Rp 2.000/kg. Begitupun petani tetap senang dengan harga yang diterima saat ini, karena harga TBS sangat rentan turun di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Pasalnya, banyak negara tujuan ekspor sedang lockdown yang otomatis membuat permintaan CPO sepi hingga berdampak terhadap harga jualnya.

Sementara harga rata-rata minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) lokal dan ekspor Rp 7.936,33/kg. Untuk rata-rata harga kernel Rp 4.544/kg. (cpb)

Teks foto

Anggota DPRD Sumut  H Santoso SH, MHum. Waspada/ist

  • Bagikan