MEDAN (Waspada): Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, H. Hidayatullah, SE , Jumat (11/2) mengadakan seminar keuangan syariah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlangsung di asrama haji, Jalan Jenderal Besar AH Nasution, Medan.
Mengambil tema Peran Keuangan Syariah Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Indonesia, seminar dihadiri direktur pengawas jasa keuangan Sumatera bagian utara Untung Santoso, dan para pelaku UMKM yang ada di kota Medan.

Dalam sambutannya H. Hidayatullah mengatakan, perbankan syariah di Indonesia sudah ada sejak tahun 1990, lalu diikuti dengan lahirnya bank Muamalat pada tahun 1992. Meskipun sudah lebih dari 30 tahun, tetapi faktanya tingkat literasi atau pemahaman masyarakat terhadap perbankan Syariah masih rendah, yakni di bawah 10%, begitu juga dengan tingkat inklusi atau penggunaan perbankan syariah, masih di bawah 10%.
Politisi senior PKS ini mengatakan, seharusnya bank Syariah tidak menjadi beban pemerintah, karena prinsip keadilan yang tinggi di dalamnya, keuntungan dan resiko dibagi bersama.
Selain prinsip keadilan, dalam perbankan Syariah juga terdapat prinsip kebermanfaatan atau kemaslahatan, artinya seluruh kegiatan ekonomi harus mampu memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat banyak serta tercapainya peningkatan taraf hidup bersama. “Saya optimis jika ekonomi Syariah banyak diminati masyarakat maka otomatis peningkatan taraf hidup masyarakat akan tercapai,” ujarnya.
Hidayatullah berharap setelah seminar ini bisa menyeimbangkan dua konsep yang berbeda (perbankan konvensional dan perbankan Syariah) untuk pemulihan ekonomi Indonesia.
Sementara itu Direktur Pengawas Jasa Keuangan Sumatera bagian utara Untung Santoso dalam sambutannya mengatakan total asset ekonomi Syariah naik dari 634 triliun menjadi 677 triliun pada Desember 2021, Untung berharap perbankan Syariah kedepannya dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.
Budi salah seorang peserta yang berasal dari Medan Amplas mengatakan menjadi terbuka wawasannya tentang perbankan Syariah. “Saya pikir perbankan syariah hanya soal riba saja ternyata masih banyak ilmu lainnya yang belum saya ketahui,” katanya. (h02)