JAKARTA (Waspada): Upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam konsolidasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) akan dirasakan lima tahun kedepan. Dalam lima tahun ke depan diperkirakan jumlah BPR akan berkurang signifikan.
OJK mencatat, saat ini terdapat 1.600 BPR di seluruh Indonesia. Untuk itu upaya konsolidasi terus dilakukan OJK agar BPR semakin kuat ke depannya.
“Kita perkirakan jumlah BPR dalam jangka waktu 5 tahun ke depan akan berkurang secara signifikan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam webinar, Selasa (17/1/2023), di Jakarta.
Karena itu, lanjutnya, berbagai upaya untuk mengkonsolidasikan termasuk upaya merger dan lain sebagainya akan terus dilakukan agar tercapai jumlah BPR yang kuat dan berkelanjutan ke depannya.
“Kontribusi BPR terhadap perekonomian kita juga tidak sedikit. Tetapi, memang upaya kita untuk terus mengkonsolidasikan BPR, untuk terus memperkuat BPR, akan terus kita laksanakan ke depannya,” ungkap Dian.
Meski jumlah BPR diperkirakan akan terus menyusut bukan berarti kontribusi BPR terhadap perekonomian menjadi mengecil. Tetapi, justru dengan penguatan berbagai aspek dari BPR ini akan terlihat kontribusi BPR yang semakin membaik.
Menurut Dian, dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan juga domestik, perbankan nasional secara keseluruhan masih akan stabil. Hanya satu di antara poin utama yang akan perbankan hadapi di 2023 dan seterusnya adalah soal sisi efisiensi.
Dian mengatakan, bahwa OJK sekarang ini sedang menjalankan berbagai kebijakan untuk menyertai perbankan dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
“Beberapa poin mengenai apa-apa saja yang akan dilakukan, bisa dikatakan arah kebijakan dari OJK ke depan khususnya terkait dengan perbankan,” tuturnya.
Tantangan yang akan dihadapi ke depan, tidak semata-mata persoalan-persoalan terkait dengan dampak dari ekonomi global dan domestik.Tetapi harus mencoba berbagai upaya untuk melakukan akselerasi di berbagai bidang.
“Kita melihat bahwa struktur pasar perbankan kita dewasa ini bisa dikatakan masih belum efisien, kita melihat harus ada upaya-upaya tertentu untuk melakukan perbaikan efisiensi struktur pasar kita,” pungkas Dian. (J03)