Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Setelah Alami Kerugian, Petani Berencana Ganti Tanaman Cabai Ke Bawang Merah

Setelah Alami Kerugian, Petani Berencana Ganti Tanaman Cabai Ke Bawang Merah
Salah seorang petani cabai di Deliserdang saat melakukan pemanenan cabai di ladangnya.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Pada saat ini petani memang tengah menikmati kenaikan harga cabai yang tinggi dalam dua pekan terakhir, dimana harga cabai seperti cabai merah dan cabai hijau dijual di kisaran Rp50-an ribu hingga Rp60 ribu per kg.

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, berdasarkan pemantauan melalui PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis), Rabu (3/9), harga cabai merah saat ini ditransaksikan rata-rata 59.450 per Kg dan cabai rawit 53.200 per Kg. Sementara dari pengamatan langsung harga cabai hijau ada yang dijual Rp60 ribu per Kg.

“Harga cabai saat ini memang cukup mahal dan jauh di atas harga keekonomiannya. Petani mendulang keuntungan yang signifikan. Namun dari hasil wawancara dengan sejumlah petani cabai, bagi petani yang sempat menanam cabai dan alami kerugian berencana untuk mengganti tanaman cabainya dengan tanaman bawang merah,” sebut Gunawan, Rabu (3/9).

Gunawan mengatakan, niatan tersebut mereka lakukan setelah mengalami kerugian saat panen di tahun 2025 ini. Sejumlah petani telah mengalami kerugian sebanyak dua kali yang membuat mereka mempertimbangkan dengan serius untuk mengganti tanamannya.

“Meskipun sejauh ini saya belum mendapatkan data yang lebih detail terkait realisasi dari rencana tersebut, namun pemerintah harus mewaspadai kemungkinan berubahnya pola tanam yang akan diterapkan petani kedepan,” ujarnya.

Pola tanam tersebut antara lain Pertama, mengganti tanaman cabai ke bawang merah di Sumatera Utara dan jika tanpa diikuti dengan penurunan jumlah tanaman bawang merah di Pulau Jawa atau sumber produksi bawang merah lainnya seperti di Solok, Sumatera Barat, maka yang akan terjadi adalah petani tetap akan berpeluang alami kerugian, karena bisa saja di saat panen nanti pasokan bawang merah melimpah dan membuat harga bawang merah turun.

Kedua, ada potensi kenaikan laju tekanan inflasi yang besar ditimbulkan dari kenaikan harga cabai nantinya. Terlebih petani cabai di wilayah Sumut sudah terbiasa dengan pola tanam dengan model atau template yang ada.

“Jika langkah petani (yang beralih ke bawang merah) tersebut tidak terbaca petani lainnya. Maka peluang harga cabai merah mahal nantinya akan terjadi. Sebagai contoh, jika sebagian petani di Lubuk Cuik (Batubara) mengganti tanamannya, maka peluang harga cabai merah mahal di kuartal petama tahun 2026 sangat terbuka,” jelas Gunawan.

Ketiga, kebijakan merubah jenis tanaman ini berpeluang membuat jenis maupun pola tanaman petani di wilayah lainnya menjadi kacau. Terlebih jika dilakukan oleh petani secara serentak di lumbung tanaman cabai. Selama ini petani kerap menjadikan realisasi harga jual sebagai salah satu tolak ukur untuk bercocok tanam kembali.

“Dan akar masalah perubahan jenis tanaman ini menurut hemat saya adalah masalah tekanan harga yang dipicu oleh tekanan permintaan serta faktor cuaca yang menekan sisi produksi. Sebaiknya pemerintah melakukan upaya pendekatan kepada petani untuk konsisten melakukan pola tanam dan jenis tanaman yang konsisten,” pungkasnya. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Pelaku HG alias Doyok dan barang bukti diamankan di Polsek Perdagangan.(Waspada/ist).
Sumut

SIMALUNGUN (Waspada): Personel Polsek Perdagangan Resort Polres Simalungun menangkap seorang laki-laki dewasa warga Huta Ganjang Nagori Pardomuan Nauli, Kecamatan Pematangbandar, Kabupaten Simalungun, diduga pelaku praktik perjudian angka tebakan jenis Sidney,…