Setiap tiba bulan Rajab, hampir seluruh gampong (desa-red) di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, warganya membuat penganan Apam.
Menyebut Apam, konotasi nama dari penganan yang terbuat dari tepung beras yang dimakan dengan kuah santan berisikan Nangka dan pisang, ini sedikit binal karena jauh dari makna sebenarnya.
Kue yang menyerupai serabi, ini biasanya dibuat secara berkelompok atau perorangan dengan cara dibakar menggunakan kuali tanah dan sabut kelapa.
Seperti yang dilakukan oleh kaum perempuan dari Gampong Raya Paya, Kemukiman Bungie, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie.
Dipimpin Ketua PKK Gampong Raya Paya, Ernidar, puluhan kaum perempuan, muda dan tua antusias sama-sama membuat kue Apam. Ada yang membuat adonan datri tepung bberas, dan ada yang meracik kuah dari santan dengan memotong kecil-kecil buah nangka, pisang dan buah ubi. Di posisi lainnya beberapa perempuan sedang membakar adonan dalam kuali tanah.

Setelah Apam dimasak secara bersama-sama, ratusan Apam yang telah siap untuk disantap dengan kuah santan dibagi-bagikan kepada masyarakat dan para
pengguna jalan yang melintas di gampong mereka.
Keuchik (kepala desa) Gampong Raya Paya, Tgk Rildwan, mengatakan Apam adalah makanan khas Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh yang diwariskan oleh orang tua turun temurun. Di Pidie penganan khas yang dimakan dengan kuah Tuhe, ini tidak saja dibuat setiap tiba Bulan Rajab, namun penganan ini bisa dijumpai pada hari-hari biasa di warung kopi tradisional.
Namun pada bulan Rajab seperti sekarang ini, kue Apam ini dimasak dan setelah masak dipaketkan dalam plastik terpisah antara kuah dengan Apam. Lalu dibagikan ke rumah-rumah dan bagi warga yang melintas dijalan juga dipanggil untuk diberikan kue Apam, dan bila mencukupi kue Apam ini di antar ke meunasah (surau) agar bisa dinikmati bersama-sama oleh orang-orang yang melaksanakan sholat berjamaah di sana. (b06)