24 Tahun LSM Bale Juroeng, Berbakti Menjaga Lingkungan

  • Bagikan
24 Tahun LSM Bale Juroeng, Berbakti Menjaga Lingkungan
Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Dunia dan ulang tahunnya LSM Bale Juroeng melakukan aktivitasnya dengan penanaman 1.000 bibit mangrove, Selasa (6/6). Waspada/dede

SEBAGAI lembaga lingkungan hidup, LSM Bale Juroeng yang didirikan pada tanggal 5 Juni 1999 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Dunia terus menasbihkan diri untuk menjaga lingkungan.

Aktivitas Bale Juroeng yang concern di bidang lingkungan hidup dengan terfokus di kawasan Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang terus melakukan perawatan lingkungan dengan melakukan rehabilitasi kerusakan lingkungan di kawasan tersebut.

Sejak berdirinya lembaga tersebut, LSM Bale Juroeng yang semakin matang di usianya yang 24 tahun, tentunya menjadi salah satu basis penjaga hutan mangrove di pesisis timur Aceh. Ditambah lagi, sepak terjang Bale Juroeng di bidang lingkungan kawasan tersebut terbilang mumpuni dan mendapat pengakuan masyarakat Aceh, bahkan dari luar negeri dengan pengelolaan kawasan ekosistem mangrove di Pesisir Timur Aceh.

Di antaranya, tahun 2006 LSM Bale Juroeng mendapat dana hibah dari sebuah lembaga dari Jerman yaitu Diakonie Katastrophenhilfe untuk merehabilitasi hutan mangrove di Kuala Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur.

Kemudian berlanjut dengan mendirikan Mangrove Information Center (MIC) Aramiyah di Kecamatan Birem Bayeun dan selanjutnya pada MIC Aramiyah dan kawasan mangrove di Kota Langsa juga mendapat dana hibah dari WWF-Indonesia.

Lantas, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Dunia dan ulang tahunnya tahun ini LSM Bale Juroeng pun kembali melakukan aktivitasnya dengan penanaman 1.000 bibit mangrove dan pengutipan sampah pada alur-alur sungai di wilayah penjagaan teritorial pengelolaan mangrove LSM Bale Juroeng terutama di wilayah Langsa Timur.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Balee Juroeng, Iskandar Haka saat bincang-bincang di sela-sela penanaman mangrove bersama wartawan, Selasa (6/6) mengaku, sejak berdirinya Bale Juroeng bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Dunia, pihaknya beraktivitas dan mulai bergerak mengelola lingkungan, budaya, dan rutinitis momen tersebut selalu dirayakan sebagai hari jadi lembaga.

Apalagi, kegiatan yang dilakukan setelah tanggal 5 Juni tidak boleh berdiam diri, jika ada kesempatan dan dukungan pendanaan terutama di hari libur segenap relawan berkumpul dan melakukan aktivitas sesuai hobi masing-masing relawan, seperti memancing, mengamati burung dan satwa, menanam dan merawat mangrove.

Begitu juga dalam kurun waktu 3 bulan sekali setiap data-data lapangan dikaji dan dibuat analisa dan diskusi untuk dijadikan program kegiatan yang lebih serius dan bermanfaat bagi lingkungan.

“Tahun ini Bale Juroeng telah berulang tahun yang ke-24, ada 4 generasi yang telah bergabung dan menjadi bagian dari relawan lingkungan, selama ini sekitar 50 relawan sangat berperan aktif baik dari sumbangan pendanaan dan tenaga untuk mengabdi dan berbuat sesuatu yang positif bagi kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Hari Lingkungan Hidup Dunia tahun ini, sambung Iskandar Haka lagi, pihaknya memfokuskan kegiatan mencari solusi terbaik untuk mengatasi sampah plastik yang telah menjadi monster abad milenial ini, dimana plastik sendiri diciptakan dan diproduksi oleh negara maju kira-kira 5 dasawarsa yang lalu.

Menurutnya, dalam perkembangannya industri mereka dipindahkan ke negara-negara berkembang, karena mereka mengetahui dengan pasti industri ini tidak bersahabat dengan lingkungan dan mereka bisa menyalahkan pada saatnya kepada negara-negara yang memakai plastik sebagai perusak dan penghasil sampah plastik.

Mereka yang tidak pernah membajak tanah, tetapi merekalah yang menguasai tanah dalam jumlah besar di negara ini, mereka yang tidak pernah menanam pohon selama hidup, mereka lah sebenarnya oknum masyarakat sebagai pembeking kehancuran hutan Indonesia.

Apalagi, oknum masyarakat yang mengendalikan kebijakan izin pertambangan, mereka lah yang memiliki izin pertambangan di nusantara, itulah tantangan besar kita sebagai warga negara untuk terus berkarya diantara kekuatan oligarki kekuasaan. Suatu saat mereka akan hancur dengan sendirinya karena sejarah kekuasaan di negeri ini paling lama hanya 32 tahun.

Tentunya, di momentum Hari Lingkungan Hidup Dujia saya sebagai Ketua LSM Bale Juroeng mengucapkan terima kasih kepada segenap relawan yang selama ini telah berpartisipasi dan berperan aktif bersama-sama mengelola lingkungan secara berkelanjutan, jangan pernah ragu terus berbuat sesuai kemampuan kita walaupun hanya berbuat sedikit akan tetapi lebih baik dari pada berdiam diri dan tidak berbuat sesuatu untuk lingkungan.

“Sekali lagi terima kasih para relawan pejuang lingkungan yang tidak pernah mengenal menyerah dan berjuang sampai kapan pun,” tutupnya.

Dj Rendra

  • Bagikan