Sentuhan PT AR Di KUB Batik Tapsel

  • Bagikan
Ketua KUB Batik Tapsel, Santi Budi Lestari diabadikan dengan berbagai produk kain Batik Tapsel di Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Tapsel. Waspada/Mohot Lubis
Ketua KUB Batik Tapsel, Santi Budi Lestari diabadikan dengan berbagai produk kain Batik Tapsel di Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Tapsel. Waspada/Mohot Lubis

PT Agincourt Resources (AR), pengelola Tambang Emas Martabe Batang Toru, telah banyak memberikan dukungan terhadap pengembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat Tapanuli Selatan, terutama bagi masyarakat Kecamatan Batang Toru dan sekitarnya melalui berbagai program.

Salah satu langkah positif yang dilakukan PT AR dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yakni melakukan pembinaan terhadap home industri seperti pembinaan terhadap Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Tapsel di Aek Pining, Kecamatan Batang Toru.

Usaha Batik Tapsel mulai berkembang setelah adanya sentuhan dan perhatian dari pengelola Tambang Emas Batang Toru, sebagaimana diungkapkan Ketua KUB Batik Tapsel, Santi Budi Lestari kepada penulis pada awal Maret 2024 di lokasi home industri Batik Tapsel, Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batang Toru.

Santi sapaan akrab Ketua KUB Batik Tapsel ini menjelaskan, usaha membatik tersebut dirintisnya pada tahun 2016. Saat itu, Santi mengajak beberapa orang temannya yang tidak memiliki pekerjaan untuk menjalankan usaha membatik dengan harapan dapat menambah penghasilan keluarga.

Melihat usaha membatik yang mereka jalankan tidak dapat berkembang jika tidak memiliki badan usaha, Santi kemudian berinisiatif untuk membentuk kelompok usaha wanita yang diberi nama KUB Batik Tapsel. “Saya berinisitif untuk membentuk suatu kelompok yaitu KUB Batik Tapsel. Tujuannya untuk sama-sama menjalankan usaha ini,” katanya.

Setahun kemudian (2019), KUB Batik Tapsel menjalin kerjasama dengan PT AR. Kemudian manajemen PT AR melakukan kunjungan ke KUB Batik Tapsel untuk melihat langsung kegiatan produksi Batik Tapsel. Selanjutnya PT AR mendatangkan tutor dari pulau Jawa untuk melatih anggota KUB Batik Tapsel dalam membatik.

“Awalnya, kami diberikan pelatihan membatik dengan mendatangkan pelatih dari Jakarta. Pelatihan yang diberikan pada kami adalah pelatihan batik tulis dengan pewarnaan sintetis,” ujar Santi sambil menunjukkan kain batik hasil karya mereka.

Sentuhan PT AR Di KUB Batik Tapsel
Ketua KUB Batik Tapsel, Santi Budi Lestari memperagakan cara membatik. Waspada/Mohot Lubis

Seiring berjalannya waktu, terjadi pandemi Covid-19 sehingga kegiatan membatik di KUB Batik Tapsel terkendala. Pada Tahun 2023, anggota KUB Batik Tapsel kembali mendapatkan pelatihan lanjutan membatik dengan pewarna alami. Pelatihan lanjutan ini juga difasilitasi PT AR.

Setelah anggota KUB Batik Tapsel punya kemampuan yang baik untuk membatik, PT AR kemudian memfasilitasi studi banding KUB Batik Tapsel ke Yogyakarta dan Solo untuk melihat secara langsung proses produksi batik serta mempelajari penggunaan mesin untuk pengembangan produksi batik.

Selain untuk belajar pengembangan produksi, ucap Santi, KUB Batik Tapsel dalam studi banding tersebut juga mempelajari pengelolaan limbah. “Salah satu hal penting dalam studi banding itu, kami mempelajari pengelolaan limbah. Rencananya tahun ini (2024), kami buat IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah),” tuturnya.

Terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Santi menegaskan, berkat dukungan dan bantuan PT AR dan Pemkab Tapanuli Selatan, Batik Tapsel sudah memiliki HKI sehingga semua motif Batik Tapsel karya KUB Batik Tapsel sudah dilindungi undang-undang. “Hingga saat ini sudah 15 motif batik Tapsel yang terdaftar memiliki hak cipta,” ucapnya.

Santi mengungkapkan, corak batik yang diproduksi KUB Batik Tapsel, mereka desain sendiri yang menggambarkan ilustrasi kekayaan alam, adat istiadat dan budaya Tapsel. “Tiap tahun kita melakukan pembaruan motif,” ungkapnya.

Bahan dasar untuk kain batik yang mereka gunakan sampai saat ini sebanyak tiga jenis yakni primissima, dobby dan viscose. “Kita ambil kain putih dari Solo dan Pekalongan. Kemudian dicap dengan menggunakan malem. Untuk motifnya kita pakai alat canting cap yang lembut terbuat dari tembaga,” jelas Santi.

Untuk pewarnaan kain yang sudah dicap, lanjut Santi, ada dua cara, yakni dengan pencelupan dan pencetakan. Bahan pewarna juga ada dua macam yakni pewarna sintetis dan pewarna alami. “Pewarna alami terbuat dari bahan alami seperti kunyit, kulit manggis, buah pinang, kayu secang dan daun mangga,” katanya

Setelah adanya pembinaan dari PT AR, KUB Batik Tapsel dengan 6 orang pekerja mampu memproduksi 10 sampai 20 helai kain batik. “Kalau yang rumit, dalam 1 minggu hanya mampu mengerjakan 20 helai dengan 6 orang pekerja,” imbuhnya.

Untuk mendukung pengembangan produksi KUB Batik Tapsel, PT AR yang telah melakukan pembinaan serta memberikan bantuan peralatan, kemudian memesan hampir 500 helai kain batik karya KUB Batik Tapsel. Sedangkan Pemkab Tapsel mewajibkan penggunaan pakaian Batik Tapsel pada setiap peringatan HUT Tapsel, MTQ dan dalam mengikuti Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU).

Pemasaran kain batik produksi KUB Batik Tapsel yang dibandrol dengan harga Rp185.000 sampai Rp250.000 tiap helai sesuai dengan kualitasnya, sudah sampai ke pulau Jawa. “Selain di Tapsel dan sejumlah daerah di Sumut, pemasarannya termasuk ke Cikarang,” jelas Santi.

Meski produksinya sudah ditetapkan sebagai salah satu produk andalan Kabupaten Tapanuli Selatan, Santi yang optimis usaha yang dirintisnya akan berkembang, membentuk kelompok penjahit batik. “Selain menjahit baju, mereka juga membuat tas dan kerajinan lainnya dari kain Batik Tapsel,” pungkasnya.

Meriah Tinambunan, Senior Supervisor SME Development PT Agincourt Resources, Sabtu (27/4) mengatakan, pendampingan dan pembinaan yang dilakukan PT AR terhadap KUB Batik Tapsel sudah berjalan lebih dari tiga tahun dengan harapan Batik Tapsel terus berkembang.

“Setelah kami melakukan pendampingan, kami juga sudah membuat standarisasi dan hak cipta. Juga memperkenalkannya pada masyarakat Tapsel bahwa kita bangga mempunyai batik dengan tampilan dan kualitas yang tidak kalah dari batik pulau Jawa,” ujar Meriah.

Menurutnya keberhasilan pengembangan batik karya KUB Batik Tapsel sebagai produk unggulan UMKM tentu berdampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya ekonomi masyarakat di lingkar Tambang Emas Batang Toru. WASPADA.id/Mohot Lubis.

  • Bagikan