Toba Makin Keren, Kini Ada Landasan Take Off Paralayang Dan Gantole Di Sibodiala

  • Bagikan
Bukit Sibodiala kini menjadi landasan take off olahraga dirgantara di Kabupaten Toba salah satunya paralayang. Waspada/Ramsiana Gultom
Bukit Sibodiala kini menjadi landasan take off olahraga dirgantara di Kabupaten Toba salah satunya paralayang. Waspada/Ramsiana Gultom

TOBA (Waspada) : Pariwisata Danau Toba saat ini sedang naik daun, tak kalah menarik dengan obyek wisata lainnya. Kini di Kabupaten Toba sudah ada landasan take off olahraga dirgantara, lokasinya tepat berada di atas puncak bukit Sibodiala, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Landasan take off paralayang/gantole ini hanya berjarak 8 Km dari pusat Kota Balige, dengan jarak tempuh 15 menit anda sudah tiba di lokasi. Landasan take off ini berada pada ketinggian 800 Mdpl dan baru dua minggu beroperasi. Meski baru dibuka, lokasi ini sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Bukit Sibodiala kini menjadi obyek wisata baru yang dikembangkan oleh komunitas Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Toba bekerjasama dengan warga Sibodiala.

Toba Makin Keren, Kini Ada Landasan Take Off Paralayang Dan Gantole Di Sibodiala

Ketika ditemui di lokasi, Minggu (17/3), Boido Pardede, 47, selaku Ketua FASI Toba kepada Waspada.id mengaku bangga, kini Kabupaten Toba memiliki landasan take off sendiri. Sebelumnya, pria yang akrab disapa Boy ini mengisahkan perjalanan panjang pengembangan olahraga dirgantara di Kabupaten Toba yang mengalami pasang surut sejak tahun 2005 silam.

“Dulu waktu mahasiswa saya sangat tertarik dengan olah raga ekstrem ini. Saya selalu membayangkan keindahan Bukit Barisan apalagi jika dinikmati dari ketinggian. Saya pun semakin tertarik untuk mengembangkannya di Balige. Saya bertemu dan berkenalan dengan beberapa penerbang senior di Balige dan setelah komunikasi instens berjalan baik, akhirnya saya mengundang mereka untuk fun fly (terbang gembira) dari Puncak Dolok Tolong. Itu pada tahun 2005 silam,” ujar Boy.

Boido tidak menyangka, undangannya direspon sangat baik oleh teman-temannya. Saat itu, sekitar 30 penerbang terbang bersama dari Puncak Dolok Tolong. Ribuan pasang mata seketika tertuju ke langit Balige, dan untuk pertama kalinya warga Balige menyaksikan puluhan parasut dan gantole terbang di atas mereka dan landing di Lapangan Kantor Bupati Toba. Rasa takjub tentu dirasakan warga kala itu, bahkan peristiwa itu menjadi perbicangan warga untuk waktu yang cukup lama.

“Saat kami landing di lapangan Kantor Bupati para PNS dan Warga Balige sangat ramai sekali datang khusus untuk melihat kami. Bahkan kami disambut langsung Bupati Toba saat itu Alm.Monang Sitorus. Dan pemerintah pun berjanji utk memfasilitasi kami untuk pembelian parasut dan landasan take off paralayang dan gantole. Sayangnya semua hanya tinggal janji. Bupati pun berganti, dan selalu kita meminta support dari pemerintah namun tetap tak direspon,” tutur Boy dengan nada kecewa.

Meski menemui jalan terjal, Boy tidak patah semangat. Dia pun mulai mengajak beberapa anak muda untuk ikut latihan dan mereka bersedia. Dengan modal terbatas dan parasut yang masih meminjam akhirnya dia melatih beberapa penerbang muda di Huta Ginjang sembari mendirikan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Toba.

Sayangnya, olahraga ini masih sulit berkembang di Kabupaten Toba karena peralatannya yang terbilang mahal. Tak hanya itu, minimnya dukungan dari pemerintah membuat Boy sempat ingin berhenti. Pada fase ini, Boy menerima telefon dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Soewondo Medan akhir tahun lalu. Dia kembali diminta mengembangkan olahraga dirgantara di Kabupaten Toba. Bahkan pihak Lanud Soewondo berkenan meminjamkan parasut dan alat lainnya untuk digunakan di Toba.

“Setelah kita mendapatkan bantuan dari Lanud Soewondo, kami dibantu teman-teman penerbang dari Hutaginjang untuk melatih tim penerbang kita di Toba. Awalnya mereka mengikuti latihan ground (latihan di darat untuk merasakan parasut masing-masing) di Tarabunga, setelah itu mereka mengikuti latihan penerbang di Padang yang dibina langsung oleh TNI AU sampai akhirnya mengantongi lisensi penerbang,” tutur Boy.

“Selain saya, kini kita punya 3 penerbang di Toba yakni Liber Pardede, Jhon Sirait dan Fernando. Mereka adalah penerbang Toba yang sudah berlisensi dan memiliki SIM Penerbang. Selain itu, mereka juga telah memiliki sertifikat pemandu paralayang dari Kemenparekraf,” terangnya.

Toba Makin Keren, Kini Ada Landasan Take Off Paralayang Dan Gantole Di Sibodiala

Melihat antusias para penerbang muda Toba yang tinggi, Boy pun akhirnya mengajak mereka naik ke Desa Sibodiala dan bertemu dengan warga dan tetua di sana. Mereka mulai membicarakan tentang peluang olahraga dirgantara ini dikembangkan di Balige dengan landasan take off Puncak Bukit Sibodiala dan landing di Lapangan Mini Soposurung Balige. Warga pun memberi respon positif, mereka dengan sukarela bersedia membersihkan lokasi dan membuka jalan agar bisa ditempuh dengan kendaraan. Beberapa bulan kemudian, jadilah Puncak Sibodiala menjadi obyek wisata baru di Kabupaten Toba.

“Puji Tuhan, setelah 19 tahun berjuang akhirnya kami sudah punya parasut sendiri, landasan take off sendiri dan terbang perdana dari Sibodiala. Kami berharap olahraga ini semakin diminati wisatawan dan bisa meningkatkan pendapatan warga Sibodiala, dengan begitu, semakin lengkaplah variasi wisata di Kabupaten Toba,” imbuh Boido.

Ompu Jordan Silalahi, 54, warga Sibodiala mengaku sangat bangga karena di tempatnya kini dikembangkan olahraga dirgantara ini. Dia pun yakin, lokasi ini akan semakin berkembang dan semakin banyak dikunjungi wisatawan.

“Ini masih dua minggu dibuka, kita sudah mulai jualan di atas dan pengunjung pun sudah mulai ramai berdatangan. Rencana kami ke depan, lokasi ini akan kami kembangkan menjadi camping ground dan sekitarnya akan kami tata agar lebih indah lagi,” tuturnya.

Selain itu, wisatawan yang datang ke Sibodiala tidak hanya akan menikmati keindahan kota Balige saja, di sisi kirinya ada obyek wisata yang merupakan sisa letusan gunung Toba dinamai Batu Basiha.

“Jadi, jika anda datang berwisata ke Sibodiala, kalian tidak hanya akan mendapatkan satu obyek wisata tapi dua. Itulah kenapa kami yakin kalau tempat ini akan terus berkembang,” pungkasnya. (rg)

  • Bagikan