MEDAN (Waspada): Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Japto Soelistyo Soerjosoemarno, SH, tidak hanya dikenal sebagai tokoh pemuda yang sukses dalam memimpin organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, tetapi juga merupakan tokoh yang bisa dijadikan pedoman dan teladan.
Sebagai Ketua Umum (Ketum) Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP), Japto memiliki pandangan dan pemikiran besar untuk kemajuan bangsa dan negara, dengan tetap mempertahankan ideologi negara, yakni Pancasila.
Meski memiliki anggota yang sangat besar dengan jumlah pengurus mencapai 10 juta untuk semua tingkatan di Indonesia, Japto tidak ingin memanfaatkan itu untuk kepentingan dirinya sendiri, untuk meraih jabatan tertentu di negeri ini.
Dalam perbincangan santai dengan Wakil Pemimpin Redaksi/Wakil Pemimpin Umum Harian Waspada, H Teruna Jasa Said (TJS), Ketua MPW PP Sumut Kodrat Shah dan tokoh masyarakat Sumut/Ketua Yayasan Medan Club Eswin Soekardja, di acara podcast ‘Kombur Malotup’ WaspadaTV yang dipandu host M Ikhyar Harahap di Medan Club, Jalan RA Kartini No.36, Medan, Sabtu (5/2), Japto menyatakan dirinya hanya ingin menjadi seperti seorang guru.
‘’Seorang guru, yang mengajarkan berbagai macam ilmu dan keteladanan. Murid-murid yang mendapatkan ilmu dari guru itu berhasil menjadi pejabat, ada gubernur, bupati, wali kota, pengusaha dan lainnya, tapi guru tetap guru. Saya tidak bercita-cita menjadi presiden,’’ ucap Japto.
Dirinya pun, kata Japto, ingin seperti guru, mencetak kader Pemuda Pancasila sebanyak-banyaknya, membekali mereka dengan berbagai ilmu, ideologi negara, kebangsaan dan kemasyarakat untuk ditempatkan di DPR dan lembaga-lembaga negara.
‘’Kalau saya, bagaimana agar bisa memberi manfaat kepada orang lain, kader serta anggota saya dan bisa menghidupi keluarga. Itu sudah cukup,’’ tandasnya.
Sebagai organisasi pemuda yang lahir saat pergolakan Indonesia, Pemuda Pancasila tetap setia mengawal ideologi negara yakni Pancasila dan akan melawan siapapun yang ingin merubah ideologi negara.
Loyal Pada Negara———————-
Dalam perbincangan tersebut, Pemuda Pancasila, sebut Japto, akan selalu loyal terhadap negara dan pemerintah, siapapun yang berkuasa. Pemuda Pancasila tidak akan pernah mengkritisi kebijakan pemerintah melalui unjuk kekuatan seperti demo.
‘’Jika ada yang ingin dikritisi atau ada pemikiran-pemikiran yang ingin disampaikan, kita langsung menemui Presiden atau pejabat terkait,’’ ujarnya.
Dalam perbincangan itu, Japto juga menyampaikan pandangan atas sejumlah kebijakan negara. Menurutnya, Pemuda Pancasila lah satu-satunya organisasi yang tidak setuju dengan amandemen UUD 45.
Japto juga tidak setuju Pilkada dilakukan secara langsung, karena menurutnya telah menghamburkan uang negara yang sangat besar.
‘’Saya berpendapat cukup Pilpres dan Pemilu legislatif saja yang dilaksanakan secara langsung. Gubernur itu bisa dipilih dan ditempatkan Presiden. Demikian juga Bupati/Wali Kota, dipilih Gubernur. Itu bisa menghemat uang negara,’’ ujarnya.
Japto juga menyoroti rencana perpindahan ibukota negara ke Kalimantan. Dengan perpindahan itu, pemerintah perlu membangun banyak gedung perkantoran dan infrastruktur baru, dan itu tentu membutuhkan biaya yang besar. Namun begitu, sebutnya, Pemuda Pancasila tetap loyal.
Kebutuhan Organisasi—————————-
Saat disinggung Ikhyar Harahap tentang kepemimpinannya di Pemuda Pancasila yang sudah beberapa periode, sama halnya dengan Kodrat Shah yang kembali terpilih sebagai Ketua MPW PP Sumut, Japto mengatakan hal itu karena kebutuhan organisasi.
‘’Kenapa saya terus memimpin dan Kodrat Shah kembali terpilih sebagai Ketua MPW, itu karena kebutuhan organisasi. Bung Kodrat ini bisa mewujudkan apa yang menjadi keinginan anggota. Sebagai ketua, dia mau berbagi dan memberi, tidak makan sendiri,’’ ujar Japto.
Di kesempatan itu, Kodrat Shah yang kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua MPW PP Sumut menyampaikan, agar bisa berkontribusi dalam pembangunan nasional dan daerah. PP Sumut memiliki target bisa mendudukan kader-kadernya sebagai anggota legislatif, baik kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
‘’Kita juga akan merancang sejumlah program untuk bisa mensejahterakan anggota kita dan keluarganya,’’ kata Kodrat.
Dalam nostalgia itu, terlihat keakraban Japto Soelistyo Soerjosoemarno dengan TJS dan Eswin Soekardja. Ternyata, Japto dan TJS memiliki hubungan keluarga dekat. Dan Japto merupakan teman SMP Eswin Soekardja semasa bersekolah di SMP Kanisius Jakarta.
Eswin yang juga merupakan mantan tokoh organisasi kepemudaan ini, mengaku mengenal dengan baik Japto sejak masih bersekolah.
‘’Beliau ini sejak masih sekolah memiliki karakter sebagai seorang pemimpin dan lebih menonjol dibanding teman-teman yang lain. Terbukti, aura kepemimpinannya itu muncul dengan keberhasilannya memimpin Pemuda Pancasila,’’ timpal Eswin.(m29)
Waspada/Andy Aditya
Ketum MPN Pemuda Pancasila, Japto Soelistyo Soerjosoemarno (2 dari kiri), Wapemred Harian Waspada, Teruna Jasa Said (3 dari kiri), Ketua MPW PP Sumut Kodrat Shah (2 dari kanan), tokoh masyarakat Sumut/Ketua Yayasan Medan Club Eswin Soekardja (kiri), President Director Waspada TV Hang Tuah Jasa Said (kanan) dan Bussiness Development Waspada TV M Ikhyar Harahap (3 dari kanan) diabadikan bersama usai acara podcast ‘Kombur Malotup’ WaspadaTV di Medan Club, Sabtu (5/2).













