PARIS (Waspada): Panjat tebing mencetak sejarah baru sebagai cabang olahraga di luar bulutangkis yang berhasil menyumbangkan medali emas Olimpiade bagi Indonesia.
Adalah Veddriq Leonardo yang penyumbangkan medali emas pertama dari cabor panjat tebing buat Kontingen Indonesia pada Olimpiade Paris 2024. Veddrig tampil sebagai pemenang dalam nomor speed putra, Kamis (8/8).
Nomor speed memang hitungannya baru masuk di Olimpiade. Ini karena panjat tebing nomor speed putra dan putri baru dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024. Sebelumnya hanya nomor boulder yang dipertandingkan di Olimpiade.
Atlet asal Pontianak ini juga menjadi penyumbang medali kedua bagi Indonesia setelah Gregoria Mariska Tunjung yang mendapat kalungan medali perunggu dari cabor badminton beberapa hari lalu.
Setelah kering medali dalam beberapa hari, Veddriq mempersembahkan emas pertama bagi Indonesia. Upaya Indonesia meraih medali emas yang diawali dari cabang olahraga badminton dan panahan gagal berbuah hasil apik.
Setelah Gregoria menjadi satu-satunya atlet badminton yang meraih medali, harapan pun kemudian beralih ke olahraga panjat tebing dan angkat besi.
Pada panjat tebing nomor speed putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah gagal menorehkan medali. Desak tersingkir di perempatfinal, sementara Rajiah kalah di semifinal dan di babak perebutan peringkat ketiga.
Sedangkan Eko Yuli yang naik panggung di angkat besi kelas 61 kilogram putra juga tidak bisa melanjutan tradisi medali yang sudah dibukukan sejak 2008.
Veddriq kemudian menjadi satu-satunya harapan Indonesia pada cabor panjat tebing nomor speed putra usai Rahmad Adi Mulyono gagal masuk babak delapan besar.
Veddriq kemudian tampil di babak perempatfinal dan mengalahkan atlet senior asal Prancis Bassa Mawem. Pada semifinal, giliran legenda panjat tebing Iran Reza Alipour yang dikalahkan Veddriq.
Partai final mempertemukan Veddriq dan Wu Peng. Veddriq pun menorehkan catatan waktu 4,75 detik atau lebih cepat 0,02 detik dibanding Peng dan memastikan medali emas pertama Indonesia.
Veddriq mengungkap kunci di balik keberhasilannya meraih medali emas. Atlet berusia 27 tahun itu mengatakan berupaya untuk tampil maksimal seperti di latihan. Veddriq juga memperlakukan setiap pertandingan seperti halnya latihan sehingga tidak ada beban berlebihan.
“Saya coba memberikan catatan terbaik seperti di latihan. Kompetisi ini saya anggap tidak jauh beda dengan situasi latihan sehingga saya bisa lebih nyaman dalam melakukan pemanjatan,” ucap Veddriq usai pertandingan.
Medali emas yang diraih Veddriq merupakan sumbangan pertama dari cabang olahraga panjat tebing. Sebelumnya Indonesia kerap meraih emas dari cabang olahraga badminton.
Sejak badminton pertama di gelar sebagai olahraga resmi Olimpiade, Indonesia sudah mengoleksi delapan emas melalui Susy Susanti, Alan Budikusuma, Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky, Tony Gunawan/Candra Wijaya, Taufik Hidayat, Hendra Setiawan/Markis Kido, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Veddriq menyejajarkan namanya dengan atlet-atlet kenamaan tersebut dengan penampilan yang konsisten sejak babak kualifikasi hingga semifinal.
Selain menjadi cabang olahraga kedua yang menyumbang medali emas, panjat tebing juga menjadi cabang olahraga keempat yang mempersembahkan medali untuk Indonesia di Olimpiade.
Sebelum panjat tebing terdapat panahan, badminton dan angkat besi. Panahan yang mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade memiliki kontribusi satu medali. Sementara badminton menyumbang 22 medali dan angkat besi 15 medali. (m18/ant/cnni)