SALAH satu penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor nyamuk adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Angka kesakitan DBD menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun dan wilayah penyebarannya semakin luas.
DBD termasuk dalam 20 penyakit dan kelompok penyakit yang akan dicegah dan dikendalikan. Target penanggulangan DBD adalah menurunkan IR<10/100.000 penduduk dan CFR 0%, tetapi sampai sekarang belum tercapai. Sumatera Utara menempati urutan ke-4 penyumbang kematian tertinggi akibat DBD setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yaitu sebanyak 8.541 pada tahun 2022.
Pada tahun 2023, kasus DBD di Sumatera Utara menjadi 2.931, menempati urutan ke-2 setelah Aceh sebagai penyumbang kasus baru DBD tertinggi di Indonesia. Menurut WHO (2022) di dalam Roadmap NTDs 2021-2030, Jumlah kasus DBD di Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 sebanyak 3.191 kasus dengan 12 orang meninggal; tahun 2021 sebanyak 2.922 kasus dengan 14 orang meninggal; dan pada tahun 2022 lebih dari 5000 kasus (Dinkes Provsu, 2023). Sementara di Kota Medan sampai akhir tahun 2023 jumlah kasus DBD mencapai 965 kasus, dan tahun 2024 menjadi 1.102 kasus, dimana kasus terbanyak ada pada Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Tuntungan dan Kecamatan Medan Selayang (Dinkes Kota Medan, 2023).
Upaya untuk memutus rantai penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk selain dengan gerakan menguras, menutup, mengubur (3M) adalah dengan menggunakan insektisida. Banyaknya jenis insektisida berbahan kimia menyebabkan telah terjadinya resistensi terhadap serangga dan toksik bagi manusia, oleh karena itu dibutuhkan agen yang aman terhadap lingkungan, hemat biaya dan lebih mudah tersedia secara lokal dengan memanfaatkan tumbuhan untuk pengendalian nyamuk.
Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Andaliman memiliki beberapa aktivitas biologis seperti larvasida, anti inflamasi, anelgesik, antimikroba, antioksidan, dan anti jamur (Ginting et al., 2022). Tanaman Andaliman mengandung senyawa savonid, terpenoid, fenolik, tanin, serta flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting untuk mempertahankan warna dan aroma makanan.
Selain itu, senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, tanin pada andaliman juga dapat dimanfaatkan sebagai larvasida, yang merupakan racun perut (stomach poisoning) bagi nyamuk, dengan cara menghambat aktivitas enzim dengan jalan membentuk ikatan kompleks dengan protein pada enzim dan substrat yang dapat menyebabkan gangguan percernaan serta merusak dinding sel pada larva Penelitian Sihombing Nurmala Hayati, dkk (2024), diketahui repelen berbahan dasar andaliman dengan kadar konsentrasi 20 gr. 40 gr dan 60 gr memiliki daya tolak/ daya usir nyamuk A, aegypti di daerah Kabanjahe Kabupaten Karo.
Berdasarkan hasil survei Pengabdi di Puskesmas Medan Tuntungan, didapati 46 kasus DBD selama tahun 2023. Dari hasil wawancara singkat Pengabdi dengan Petugas DBD diketahui bahwa sebagian besar warga belum mengetahui bagaimana penanggulangan nyamuk secara alamiah terutama dengan menggunakan tanaman Andaliman. Untuk itu Pengabdi mengajarkan pada 46 akan mengajarkan bagaimana membuat repelen berbahan dasar Andaliman, sehingga permasalahan DBD dapat teratasi.
Adapun proses pembuatan Repelen berbahan dasar Andaliman yang diajarkan Pengabdi kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
- Proses Pembuatan Ekstrak Andaliman
Proses pembuatan ekstrak andaliman dapat dilakukan dengan langkah
langkah sebagai berikut: - Ambil buah andaliman sebanyak 100 gr, cuci bersih kemudian keringkan pada
suhu kamar/ masukkan dalam oven dengan temperatur 25-30 derajat dan
tunggu sampai kering. - Setelah kering, tumbuk andaliman tersebut sampai halus dan kemudian
masukkan kembali ke dalam oven sampai kering dan seperti serbuk. - Masukkan dalam wadah tertutup/ toples.
- Proses Pembuatan Lotion
Adapun pembuatan lotion dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
- Campur sari lidah buaya, minyak vitamin E, dan minyak zaitun
dengan komposisi bahan sebagai berikut :
Lotion : Lidah Buaya + Vitamin E + Minyak Zaitun :
500 gr + 15 ml + 25 ml - Gunakan sendok untuk mencampur seluruh bahan perlahan – lahan
- Setelah itu panaskan campuran lidah buaya, vitamin E, dan minyak zaitun
dengan menggunakan kompor, dan tunggu sampai dingin. - Masukkan dalam wadah tertutup/ botol tertutup
- Proses Pembuatan Repelen
Proses pembuatan repelen dapatt dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: - Masukkan lotion ke dalam wadah lalu dilanjutkan dengan memasukkan
ekstrak buah andaliman, dengan komposisi sebagai berikut :
Perlakuan : 90 ml lotion + 10 gr serbuk andaliman (20%) - Lalu aduk lotion dan ekstrak andaliman hingga larut dan tercampur merata.
- Masukkan campuran lotion dan ekstrak andaliman ke dalam wadah/ toples tertutup
Pengabdian masyarakat “Pembuatan Andaliman Sebagai Repelen Nyamuk Sebagai Upaya Penanggulangan Penyakit Yang ditularkan Oleh Vektor Nyamuk di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Tuntungan” (10/6/2025) dihadiri oleh Ibu Camat Medan Tuntungan, Ibu Lurah Kemenangan Tani, Ibu Sufina mewakili Puskesmas Kecamatan Medan Tuntungan, masyarakat dan kader yang pernah terkena dampak DBD, serta tim Pengabdi.
Kegiatan ini dibuka oleh Ibu Camat Medan Tuntungan dan meminta masyarakat agar semangat mengikuti kegiatan tersebut.. “Kami sangat berterimakasih atas kesediaan tim Pengabdi dari Poltekkes Kemenkes Medan yang memberikan sebagian ilmunya kepada warga Kecamatan Medan Tuntungan” kata beliau dalam sambutannya Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan Pengabdian ini, “tolong diajari dengan baik ya bu” kata ibu Camat Medan Tuntungan kepada Tim Pengabdi ketika Tim Pengabdi memperagakan proses pembuatan repelen.
Pada akhir kegiatan Pengabdian Masyarakat ini Tim Pengabdi membagikan leaflet Pembuatan Andaliman Berbahan dasar Andaliman dan diharapkan masyarakat dapat membuat sendiri repelen berbahan dasar Andaliman tersebut di rumah masing-masing, dan pada akhirnya kasus DBD dapat ditanggulangi. *Penulis: Nurmala Hayati Sihombing, Elny Lorensi Silalahi (Dosen Poltekkes Kemenkes Medan)
.