DELISERDANG (Waspada): Dalam rangka mencegah karies gigi pada anak usia sekolah, Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU), menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan pemberian bahan remineralisasi di Pesantren Modern Al Mukhlisin Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang.
Ketua PKM Widi Prasetia, drg., Sp. KG Subsp.KE(K), kepada wartawan Minggu (15/9), mengatakan pengabdian masyarakat kerja sama Dosen FKG USU dan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Konservasi Gigi USU yang berlangsung 10 Agustus 2024.
Dari Dosen FKG USU masing-masing Widi Prasetia, drg., Sp. KG Subsp.KE(K), Anggota Nevi Yanti, drg., Sp.KG. Subsp.KE(K)., M.Kes, Fitri Yunita Batubara, drg., MDSc dan Astrid Yudhit M.Si, drg.
Dari PPDGS Konservasi Gigi USU masing-masing drg. Febrima Silaban, drg. Sasha Allayya Tiffany, drg. Intan Syuhada, drg. Edi Satria, drg. Arbi Fadhilah, drg. Hana Nuradinda Tarigan dan drg. Nuzullia, serta dibantu Mahasiswa koas Ismah Hasanah, Iffa Iessyahura, Gian Ananta Br Sidabutar dan Nur Holila Siregar.
Program pencegahan gigi berlubang ini dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dari penyuluhan untuk mengedukasi siswa-siswi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah masalah di masa depan lalu dilakukan sikat gigi bersama.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan awal untuk menilai kondisi gigi siswa-siswi dan tindakan aplikasi bahan remineralisasi gigi. Para dosen PPDGS Konservasi Gigi USU melakukan penanganan dengan menggunakan teknik dan bahan terbaru yang sesuai dengan standar medis, memastikan hasil yang optimal dalam meremineralisasi gigi siswa-siswi.
Widi mengatakan, karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang multifaktorial artinya adalah karies dapat terjadi apabila terdapat faktor penyebab yang saling berhubungan dan mendukung, yaitu host (gigi dan saliva), mikroorganisme, substrat, dan waktu.
“Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik,” katanya.
Widi mengakui, umumnya anak-anak memasuki usia sekolah mempunyai resiko karies yang tinggi, karena pada usia sekolah ini anak-anak biasanya suka jajan makanan dan minuman sesuai keinginannya. “Kebiasaan ini merupakan salah satu faktor penyebab yang multifaktorial,” akunya.
Widi menjelaskan, dampak yang terjadi bila sejak awal sudah mengalami karies, selain fungsi gigi sebagai pengunyah yang terganggu, gusi bengkak, anak juga akan mengalami gangguan dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari, sehingga anak tidak mau makan dan akibatnya bisa terjadi malnutrisi.
“Hal ini menyebabkan anak tidak dapat belajar karena kurang berkonsentrasi sehingga akan mempengaruhi kecerdasan. Bila gigi sulung sudah berlubang dan rusak maka dapat diramalkan gigi dewasanya tidak akan sehat nantinya,” jelasnya.
Berangkat dari ini, Widi menyebut pihaknya mengadakan pengabdian di Pesantren Modern Al Mukhlisin. Pesantren ini dipilih karena tingginya kebutuhan akan peningkatan kualitas kesehatan gigi mulut di kalangan siswa-siswi yang tinggal di asrama, di mana akses terhadap pelayanan kesehatan gigi mungkin terbatas.
Dimana Tim PKM mendapatkan data bahwa pada siswa-siswi yang berusia 12-15 tahun mengalami karies gigi dengan ciri-ciri gigi berlubang, keropos, dan terdapat noda, plak. “Ciri tersebut berkaitan dengan pola atau perilaku siswa yang gemar mengkonsumsi makanan manis seperti permen, roti, dan cokelat,” katanya.
Setelah menemukan karies gigi pada siswa-siswi, Tim PKM pun langsung memberikan bahan remineralisasi (pencegah karies gigi) yang mengandung Casein Phosphopeptid-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) dan Nano-Chitosan Hydroxyapatite Gel.
Widi menjelaskan, Casein Phosphopeptides adalah agen remineralisasi yang terbaru digunakan dalam preventive dentistry. Agen ini dapat digunakan sebagai CPP-ACP (casein phophopeptides with amorphous calcium phosphate). CPP-ACP menunjukkan penurunan demineralisasi dan peningkatan remineralisasi pada permukaan lesi karies dini.
“Peran utama dari casein phosphopeptides adalah memodulasi bioavailability level calcium phosphate dengan memelihara supersaturasi ion fosfor (P) dan kalsium (Ca) untuk meningkatkan remineralisasi,” jelasnya.
ACP juga mengontrol presipitasi CPP dengan ion Ca dan P. CPP juga terdeteksi memiliki efek antibakterial dan sebagai buffer terhadap plak dan menghambat pertumbuhan serta perlekatan Streptococcus mutans dan Streptococcus sorbinus.
Widi menyebut, untuk dapat menurunkan persentase karies di masyarakat, telah dikembangkan juga Nano-Chitosan Hydroxyapatite Gel yang berperan sebagai antibiofilm pembentuk karies gigi, juga mampu untuk remineralisasi email. “Jadi terutama pada karies-karies email penghentian karies dengan bahan tertentu sangat diharapkan untuk mencegah proses karies mencapai dentin dan jaringan pulpa periradikuler,” sebutnya. (rel)