Halal Bihalal MUI, Terus Berkolaborasi Bangun Kota Medan

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia (DP MUI) Kota Medan akan terus bersinergi dan berkolaborasi bersama Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam membangun peradaban Kota Medan.

Hal ini dikatakan Ketua Umum MUI Kota Medan, Dr Hasan Matsum, M Ag di acara Halal Bihalal dan Silaturahmi Dewan Pimpinan MUI Kota Medan bersama ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, cendiakawan muslim dan Wali Kota Medan, Rabu (11/5).

“Bersinergi ini digambarkan dalam lima jari tangan kita. Lima jari ini lah bisa saling bekerjasama dan merangkul dengan kuat,” ujarnya.

Saling bersinergi dan berkolaborasi ini, lanjut Hasan Matsum harus menjadi prioritas. Apalagi saat ini, kejahatan narkoba sudah sangat merajalela di tengah masyarakat dan menimbulkan kejahatan kriminal lainnya.

“Ini tugas kita bersama memberantas narkoba dan diperlukan kolaborasi serta komitmen bersama dalam membangun peradaban Kota Medan dengan baik,” ungkapnya.

Hubungan Sesama Manusia

Sementara di kesempatan yang sama, Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Nasution, menyatakan, Pemko tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada kolaborasi. Untuk memberantas masalah narkoba, perlu kiranya dilakukan hubungan sesama manusia agar bisa melihat masyarakat sekitarnya. “Tokoh masyarakat, ulama dan masyarakat pada umumnya agar lebih peduli dan mengingatkan terus akan bahaya narkoba,” ucapnya.

Pemko Medan sendiri, lanjut Bobby, telah meluncurkan program Masjid Mandiri. Dimana masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah saja, tapi juga dapat digunakan sebagai sentra aktivitas masyarakat, baik itu termasuk pemberdayaan ekonomi, pendidikan, sosial maupun politik.

“Masjid mandiri ini juga dijadikan tempat mengadunya masyarakat. Untuk mewujudkannya, tentunya dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak. Generasi muda bisa memanfaatkan Masjid mandiri ini untuk kegiatan positif sehingga tidak terjerumus narkoba,” imbuhnya.
Acara halal bihalal tersebut juga diisi tausiah Ustadz Prof Dr H Hasballah Taif. Ia mengutarakan makna dari halal bihalal yakni ibarat meluruskan benang yang kusut. Yakni meluruskan hubungan sesama manusia agar lebih harmonis.

“Pembangunan yang sangat sulit itu bukan membangun jembatan, tapi pekerjaan paling berat membangun jembatan hati. Al Qur’an tidaj pernah memerintahkan meminta maaf, tapi kewajiban kita memberi maaf,” katanya.

Ustadz Hasballah juga mengingatkan ada empat situasi yang harus dilakukan manusia dalam mengendalikan diri, yakni dari mampu mengendalikan rasa marah, mengendalikan rasa takut, nafsu birahi dan mampu tidak melakukan pekerjaan dengan jalan pintas.

Sebelumnya Sekretaris Umum MUI Kota Medan, Dr Syukri Albani Nst, menyatakan permohonan maaf atas nama seluruh pengurus MUI Kota Medan jika dalam pelayanannya ke masyarakat masih banyak kekurangan. “Pelayanan di MUI cukup tinggi ritmenya. Dan MUI harus mampu memberi solusi dalam setiap permasalahan umat,” katanya. (h01)

  • Bagikan