Medan

Harga Cabai Kian Melonjak, Pedagang Dan Warga Mulai Tertekan

Harga Cabai Kian Melonjak, Pedagang Dan Warga Mulai Tertekan
Pedagang warung nasi sayur di Jermal 7, yang mengaku harga bahan pokok dalam sepekan terakhir terus membebani pedagang kecil. Waspada.id/ist
Kecil Besar
14px

#Kelangkaan BBM Menjadi Salahsatu Penyebab

MEDAN (Waspada.id): Lonjakan harga bahan pokok dalam sepekan terakhir terus membebani pedagang kecil maupun warga. Seperti pengakuan pedagang warung nasi sayur di Jermal 7, Nanti, kondisi serupa juga dirasakan warga Tembung, Miliyani.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Rabu kemarin seperempat masih Rp15 ribu, sekarang sudah Rp25 ribu. Rawit tembus Rp100 ribu, cabe hijau Rp80 ribu. Untung sekarang tipis kali, banyak habis buat belanja. Naikkan harga seribu saja langsung macet, ada yang mau ada yang tidak,” keluh Nanti pada Selasa (2/12)

Kenaikan harga juga dirasakan Mili, warga Tembung, yang mengaku mulai kewalahan memenuhi kebutuhan harian.

“Cabe mahal kali, aduh… Kalau gini nggak menyambal pun nggak apa-apa. Di sini sudah Rp20 ribu seperempat. Cabe hijau, rawit, bawang, semua mahal,” ungkapnya.

Ia mengatakan pengeluaran rumah tangga ikut melonjak akibat tingginya harga bahan dapur.

“Saya harapkan segera lah pulih harga-harga ini. Keuangan kita tak cukup kalau mahal terus begini,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi harga cabai di sejumlah pasar tradisional Kota Medan kembali meroket. Pedagang Pasar Petisah, Mak Rona Ginting, mengungkapkan harga cabai merah kualitas bagus kini tembus Rp100 ribu/kg, sementara cabai rawit merah dan rawit besar sama-sama berada di kisaran Rp90 ribu/kg. Adapun cabai hijau mencapai Rp45 ribu/kg.

Mak Rona mengaku kesulitan mendapatkan pasokan. Ia biasanya mengambil barang dari kawasan pegunungan di Pasar Gorga Kabanjahe, namun sejak beberapa hari terakhir stok di lapangan semakin sulit.

“Susah dapat barangnya. Cabe tadipun nggak ada. Tadi saya ambil dari Pasar Induk Lau Cih saja. Saya pun nggak berani ambil banyak, cuma 10 kg. Itu pun sulit jualnya,” ujar Mak Rona, Senin (2/12).

Berdasarkan laporan resmi Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Karo, harga komoditas hortikultura tingkat produsen pada 1 Desember 2025 jauh lebih rendah dibandingkan harga yang muncul di pasar Medan.
Cabai merah keriting: Rp52.000 – Rp62.000/kg
Cabai rawit hijau: Rp35.000 – Rp45.000/kg
Bawang putih impor: Rp38.000/kg
Kol: Rp2.500 – Rp6.000/kg
Wortel: Rp8.000 – Rp12.000/kg
Kentang: Rp7.000 – Rp10.000/kg
… dan komoditas lainnya.
“Artinya, kenaikan harga di tingkat pedagang kota lebih disebabkan oleh kendala pasokan, bukan lonjakan harga di tingkat petani,” kata Lambok Turnip selaku Kepala Bidang (Kabid) Hortikultura di Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Sumatera Utara.

Ia juga menjelaskan bahwa stok cabai sebenarnya cukup. Namun panen di beberapa sentra terhambat cuaca buruk
“Stok cukup, tapi memang agak berkurang karena panen terhalang cuaca. Pengaruh kelangkaan BBM juga besar. Pedagang dari Medan tidak banyak yang naik ke Karo karena sulit BBM,” ujarnya.
Sementara itu, pedagang di Medan masih bertanya-tanya apakah melambungnya harga ini murni akibat cuaca dan distribusi atau ada faktor lain.

“Kenapa mahal? Kita tidak tau situasinya, apakah sengaja atau karena banjir, atau entah kenapa.” tutur Mak Rona.

Dengan jarak antara harga di Karo dan harga di Medan yang sangat jauh, pengawasan rantai distribusi kembali menjadi sorotan. Pasar diprediksi akan stabil jika kondisi cuaca membaik dan pasokan BBM kembali lancar.

Pedagang dan warga berharap pemerintah segera melakukan langkah stabilisasi pasar, agar harga kembali normal dan masyarakat tidak semakin terbebani di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya.(id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE