MEDAN (Waspada): Kepala Dinas Pendidikan Sumut,Dr.Asren Nasution menilai Museum Djoeang’45 bermanfaat untuk pelajar. Hal itu disampaikannya saat menerima kehadiran Sekretaris DHD Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumut Dr H Eddy Syofian MAP mewakili Ketua DHD 45 Mayjen TNI (Purn) M Hasyim.
Eddy Syofian bersama Dr Phill Ichwan Azhari MS selaku Penjab Museum Djoeang’45 dan Fungsionaris, Bendahara Ir Hj Vivi Savitri dan Drs Harun Al Rasyid yang beraudiensi Selasa (12/9).
Dalam keterangannya, Eddy Syofian menyebutkan, Museum ini didirikan sebagai bentuk tanggung jawab DHD 45 menyelamatkan memori perjuangan kemerdekaan khususnya jalannya revolusi Indonesia tahun 1945 sampai 1949.
Kata dia, generasi muda saat ini tidak banyak mengetahui perjuangan kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara. Pelajaran sejarah di sekolah belum memasukkan konten heroisme perjuangan kemerdekaan yang berlangsung di Sumatra Utara.
Menurutnya, selama ini pembelajaran sejarah belum mengoptimalkan museum sebagai sumber belajar. Untuk itu dukungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara agar siswa berkunjung ke museum sebagaimana yang diminta pihak DHD 45 Provinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu langkah besar dalam menjaga api nasionalisme di kalangan generasi muda.
Lanjut Eddy, ditengah tengah minimnya pengetahuan generasi muda tentang sejarah revolusi Indonesia di Sumatera Utara dan juga semakin merosotnya nasionalisme sebagian besar masyarakat kita, maka kehadiran museum ini diharapkan dapat berkontribusi menyelamatkan sprit kebangsaan di kalangan generasi muda, khususnya di Sumatera Utara.
Sebelumnya DHD 45 tahun 1989 pernah memiliki museum waktu itu didirikan, oleh para pejuang 45 yang masih hidup. Seiiring dengan peredaran waktu, para pendiri dan pengelola museum para pejuang 45 itu, satu persatu dipanggil oleh yang maha kuasa, Allah SWT.
Hilangnya generasi pejuang 45 yang mendirikan museum waktu itu, menyebabkan museum harus ditutup sementara dan koleksinya dititipkan di Museum Negeri Sumatera Utara.
Tahun 2021 dalam rapat rapat di DHD 45, kembali didiskusikan untuk menghidupkan kembali atau merevitalisasi Museum Juang 45 yang pernah ada itu. Sehingga tahun 2022 disepakati untuk didirikan kembali dan tahun 2023 ini dapat diresmikan.
Museum ini berisi koleksi yang sudah dikumpulkan para pejuang 45 yang selama 30 tahun dititipkan di Museum Negeri Sumut, lalu dilengkapi dengan penambahan koleksi yang didapat selama tahun 2023.
“Koleksi koleksi itu terdiri dari persenjataan yang dipakai pada masa perjuangan kemerdekaan, alat alat komunikasi, uang, prangko, surat kabar, karya seni, radio, mesin tik serta sepeda .Narasi museum ini disusun dengan melibatkan tenaga ahli sejarawan yang berkompeten dalam bidangnya, berbasis data riset terbaru, dengan dukungan arsip dan sumber sejarah,” kata Eddy Syofian.
Dia memprediksi, selama ini pembelajaran sejarah belum mengoptimalkan museum sebagai sumber belajar.
“Untuk itu dukungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara agar para pelajar berkunjung ke museum sebagaimana yang diminta pihak DHD 45 Provinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu langkah besar dalam menjaga api nasionalisme dikalangan generasi muda,”pungkasnya.
Sementara itu Kadis Pendidikan Sumut Asren Nasution sangat merespon adanya himbauan DHD45 agar pelajar didorong untuk meninjau meninjau museum.
“Kami sangat mendukung karena belajar mengenal sejarah akan membentuk karakter bangsa” ujar Asren dengan menyatakan akan mengintruksikan pelajar SMA dan sederajat melihat museum disertai guru sejarah,” ujarnya.(m22)
Waspada/ist
Sekretaris DHD Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumut Dr H Eddy Syofian MAP mewakili Ketua DHD 45 Mayjen TNI (Purn) M Hasyim, Dr Phill Ichwan Azhari MS selaku Penjab Museum Djoeang’45, Bendahara Ir Hj Vivi Savitri dan Drs Harun Al Rasyid poto bersama Kadisdiksu Dr.Asren Nasution.