Scroll Untuk Membaca

Medan

Komunitas pecinta lingkungan gelar pelatihan eco enzyme bantu petani

Kecil Besar
14px

MEDAN, ( Waspada); Komunitas pecinta dan penggiat lingkungan lintas profesi di Sumatera Utara (Sumut) yang tergabung di dalam Eco Enzyme Indonesia (EEI) menggelar pelatihan eco enzyme, di kebun pisang barangan merah Panabanana, Jalan Ngumban Surbakti Medan, Rabu (9/2). Eco enzyme diyakini mampu membantu pada petani. 

Praktisi Pertanian Sumut, Jhon Sinaga  mengatakan, petani harus mampu  memahami cara mengolah dan mengaplikasikan eco enzyme ke tanaman. Sebab, implementasinya selama ini belum tepat. 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Komunitas pecinta lingkungan gelar pelatihan eco enzyme bantu petani

IKLAN

“Eco enczym juga untuk mengangkat harkat dan martabat petani. Apalagi saat ini, harga pupuk dan pestisida sudah mahal. Nah, eco enzyme ini dari memanfaatkan pengolahan limbah rumah tangga, limbah restoran dan sebagainya. Setelah itu nanti menjadi pestisida nabati, pupuk organik cair dan padat. Sehingga petani tidak lagi membeli pupuk dan pestisida lainnya. Ini sangat membantu,” ujarnya.

Dijelaskannya, eco enzyme ini diolah sendiri, seperti pupuk kandang. Contohnya, seperti pohon pisang, setelah panen, maka disiram dengan eco enzyme dan bisa ditanam kembali dengan tumbuh banyak tunas, tentunya hasilnya semakin bagus.

Komunitas pecinta lingkungan gelar pelatihan eco enzyme bantu petani

“Kita berharap dengan pelatihan ini agar pembuatan eco enzyme secara benar, mengaplikasikannya juga benar, terutama untuk pertanian dan kesehatan,” ungkapnya.

Penggagas EEI, Vera Tan menjelaskan, dirinya mengikuti pelatihan eco enzyme selama sembilan hari di Thailand, sebagai murid Doktor Rosukon Poompanvong.

Komunitas pecinta lingkungan gelar pelatihan eco enzyme bantu petani

Di hari pertama pelatihan Vera mengaku diajarin melihat jamur dan memakannya. Hari kedua diberikan membaca kamus tentang antibiotik, hari ketiga belajar terkait tambang selama tiga hari dan kemudian belajar terapi terkait puluhan produk menggunakan eco enzyme. Lalu dibawa ke kebun durian yang tidak laku. 

Komunitas pecinta lingkungan gelar pelatihan eco enzyme bantu petani

Setelah menggunakan eco enzyme dan akhirnya menjadi kebun paling ngetop dengan harganya paling mahal. Akhirnya di hari ke delapan, diajarkan membuat jamur hingga panen. Lahannya dikelilingi pabrik kimia. “Namun meski keadaan lingkungannya seperti tetap bisa panen dengan hasil yang bagus berkat eco enzyme,” ujarnya.

Acara pelatihan ini digelar selama tiga hari, Rabu-Jumat, 9-11 Februari 2022 yang diikuti peserta dari berbagai daerah seperti Pekanbaru, Aceh, Dumai, Pematangsiantar, Medan, dan sebagainya. (ant)

Komunitas pecinta lingkungan gelar pelatihan eco enzyme bantu petani

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE