MEDAN (Waspada): Dalam rangka merespons berbagai perkembangan tentang eksistensi masyarakat Melayu di Pantai Timur Sumut yang semakin hari dirasakan semakin menurun peranannya dalam berbagai aspek kehidupan kemasyarakatan dan pemerintahan, maka masyarakat Melayu Sumut mengeluarkan Pernyataan Sikap pada acara Silaturahim Akbar Masyarakat Melayu Sumatera Utara di Aula Tengku Rizal Nurdin, Gubernuran Medan, Rabu (26/10).
Acara tersebut dihadiri oleh Gubsu Utara Edy Rahmayadi beserta para tokoh masyarakat Melayu Sumut.
Pernyataan sikap tersebut dibacakan Ketua DHD 45 Sumut periode 2019 – 2024 dan mantan Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Padmas Lemhanas RI, Mayjen TNI Purn M. Hasyim.
Dia didampingi para Tokoh Pakat Melayu dan pimpinan Ormas Melayu se Sumatera Utara, kemudian diserahkan kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi untuk ditindaklanjuti.
Pernyataan sikap tersebut mendapat sambutan antusias dari masyarakat Melayu yang memenuhi Aula Tengku Rizal Nurdin.
Dalam pernyataan sikap itu disebutkan bahwa akar sosiologis dan antropologis masyarakat di sepanjang kawasan Pantai Timur provinsi Sumatera Utara, mulai dari Langkat sampai Labuhan Batu Selatan adalah etnis Melayu.
Oleh sebab itu, setiap peninggalan sejarah, bangunan sejarah, adat istiadat, upacara adat, pakaian adat, tarian adat, simbol-simbol, termasuk gapura sebagai pintu gerbang untuk masuk ke kawasan etnis Melayu harus dilestarikan dan dikembangkan keberadaannya.
Untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Melayu di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara itu, masyarakat Melayu meminta kepada Gubernur dan para Bupati/Walikota di sepanjang Pantai Timur Sumatera Utara, supaya menonjolkan ornamen dan disain grafis budaya Melayu pada bangunan gedung pemerintah, jembatan, tugu, gapura, angkutan kota, penetapan pakaian adat di sekolah dan di tempat kerja serta berbagai bentuk manifestasi dan artikulasi budaya Melayu lainnya.
Lebih lanjut dalam pernyataan itu masyarakat Melayu meminta agar Gubernur, Bupati dan Walikota di sepanjang Pantai Timur Sumatera Utara memberi perhatian khusus kepada Putra-Putri Melayu dalam kehidupan beragama, dunia pendidikan, ekonomi, sosial, politik maupun di pemerintahan.
Sehingga, Putra-Putri Melayu benar-benar dapat merasakan menjadi tuan rumah di tanah negerinya sendiri, yang disambut dengan tepuk tangan gemuruh dari masyarakat yang hadir tanda mendukung bunyi pernyataan itu.
Selain itu, sebagai reaksi terhadap kebijakan beberapa kepala daerah di kawasan Pantai Timur Sumut, yang dipandang condong mendegradasi eksistensi Kemelayuan di daerahnya, masyarakat Melayu dalam pernyatan itu menegaskan agar setiap kepala daerah yang berada di Pantai Timur Sumatera Utara tetap berpegang teguh kepada prinsip “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”.
Kemudian tetap menghormati dan menjunjung tinggi kultur Melayu sebagai kultur asli masyarakat Pantai Timur Sumatera Utara yang sudah berurat berakar sejak zaman sebelum masa kesultanan hingga sekarang dan masa yang akan datang.
Perhatian Khusus
Di penutup pernyataan itu, M. Hasyim membacakan penegasan masyarakat Melayu yang meminta perhatian khusus Gubernur, Bupati dan Walikota di sepanjang Pantai Timur Sumatera Utara untuk mempermudah akses pendidikan, meningkatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas jalan dan jembatan.
Kemudian, membangun pusat-pusat kegiatan yang berdampak kepada tumbuhnya perekonomian rakyat, meningkatkan taraf hidup buruh, petani dan nelayan, serta melengkapi pelbagai infrastruktur yang sangat diperlukan masyarakat Melayu, termasuk meningkatkan fungsi pelabuhan, sehingga kebutuhan pokok masyarakat Pantai Timur Sumatera Utara dapat terpenuhi.
Pernyataan sikap yang dibacakan di hadapan para sultan, para ulama, tokoh cendikiawan, pimpinan Ormas Melayu, para tokoh masyarakat Melayu, tokoh Pemuda serta elemen masyarakat Melayu lainnya.
Selanjutnya dilakukan penandatanganan oleh para Tokoh Pakat Melayu, yakni Prof. Dr. Ir. H. Djohar Arifin Husin, MS., Mayjend.Tni.(Purn) H. Muhammad Hasyim, Prof. H. Subhilhar, Ph.D., Prof. Dr. H. Agussani, M.AP., Prof. Dr. H. Khairil Ansari, M.Pd., Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP., Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., Dr. H. Ansari Yamamah, MA., Dr. H. Syaiful Bahri, M.AP., Dr. H. Azizul Kholis, SE, M.Si, CMA, CSRS, dan Dr. H. Yanhar Jamaluddin, MAP. (cpb/rel)