MEDAN (Waspada): Badan dunia urusan pengungsi dari PBB atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan lembaga penanganan pengungsi IOM (International Organisation Migration) didesak segera mencari solusi untuk memulangkan ratusan pengungsi Afghanistan, yang sudah belasan tahun menetap di Kota Medan.
Hal itu ditegaskan anggota DPRD Sumut Tuahman Purba di hadapan para pengungsi Afghanistan, Somalia dan Pakistan yang menggelar aksi unjukrasa di depan gedung DPRD Sumut, Selasa (29/8).
Tuahman menyesalkan kedua pihak internasional yang mengurusi masalah pengungsi itu tidak berkordinasi menuntaskan masalah pengungsi asing di Medan.
“Ini saya sudah tiga kali ketemu pengungsi Afghistan, tapi penyelesaian masalahnya masih mengambang, karena UNHCR dan IOM terkesan sendiri-sendiri mengambil langkah,” katanya.
Wakil rakyat Fraksi NasDem itu mengherankan pihaknya selaku legislatif tidak disertakan dalam penyelesaian masalah pengungsi. “Akibatnnya, ya pengungsi Afghanistan itu datang lagi ke DPRD Sumut,” sebut Tuahman.
Disebutkan, pihaknya akan bertemu dengan perwakilan IOM Ibu Oktaviana, untuk menyampaikan keinginan agar ada penyelesaian komprehensif, dan mencari solusi pemulangan pengungsi atau imigran ke negara ke tiga.
Perwakilan pengungsi, Muhammad Juma Mohsini di hadapan Tuahman mengklaim sudah 16 kali berdemo di DPRD Sumut sejak Nopember 2021.
“Tujuan kami agar Indonesia untuk melaksanakan tindakan secepatnya agar pengungsi Afganistan dimukimkan ke negara ketiga,” tambahnya.
Sejak 2011, terdapat sekitar 360 pengungsi dari negara Afrika, dan Afghanistan yang telah bermukim di Jalan Dr Mansyur, Medan Sunggal, Medan,
Muhammad Juma Mohsini membenarkan, aspirasi mereka sudah disampaikan ke berbagai pihak, namun tidak ditindaklanjuti.
“Baru 18 pengungsi dari ratusan imigran sedang dalam proses untuk dipindahkan,” katanya, seraya menambahkan sudah belasan orang rekan mereka yang jadi korban selama berunjukrasa.
Setelah menyampaikan orasi, peserta aksi meninggalkan gedung dewan dengan tertib. (cpb)