Di Depan Mahasiswa Kehutanan, Menteri LHK Resmikan FUCo

  • Bagikan
Di Depan Mahasiswa Kehutanan, Menteri LHK Resmikan FUCo
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, bersama mahasiswa kehutanan seluruh Indonesia. (Ist)

JAKARTA (Waspada): Di depan sekitar 2000 mahasiswa kehutanan seluruh Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, bersama Kepala BRGM Hartono, Ketua Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTIKA) Naresworo Nugroho, dan Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meresmikan Forestry Update Course (FUCo), Rabu, (4/10/2023), di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta.

Menteri Siti memberikan kuliah perdana FUCo untuk semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 dengan judul “Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia dalam Perspektif Global/Internasional”.

Kuliah umum FUCo merupakan pengintegrasian kebijakan-kebijakan LHK ke dalam pembelajaran kurikulum merdeka belajar pada prodi kehutanan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Kegiatan yang diinisiasi KLHK dan FOReTIKA ini merupakan tindak lanjut dari hasil loka karya nasional implementasi merdeka belajar dan kampus merdeka perguruan tinggi kehutanan di Indonesia pada tanggal 16 Juni 2023 di Medan, Sumatera Utara.

“Inilah pijak perjalanan kita untuk memperbaiki Indonesia yang katanya alamnya kaya, dari dulu bilang alamnya kaya, alamnya kaya, alamnya kaya, tapi terus apa? itu sebetulnya yang kita butuhkan sekarang,” tegas Menteri Siti.

Menteri Siti juga mengungkapkan bahwa dengan FUCo, SDM Indonesia terutama para akademisi bisa write what you do, do What you write.

Dengan mengikuti Kuliah Umum di FUCo, ia mengharapkan para mahasiswa kehutanan Indonesia akan mendapatkan update informasi, serta dapat memberikan catatan-catatan objektif konstruktif untuk kemajuan pembangunan kehutanan dan lingkungan di Indonesia.

“Boleh nggak FUCo Ini dijadikan standar terus-menerus dan bisa dilembagakan, bisa terus dilakukan ada nilai kreditnya, ada nilai buat mahasiswanya, dan juga ada reward untuk mahasiswanya dengan mendapatkan, selain pengetahuan praktikum dan lain-lain,” ujarnya

Menteri Siti juga siap untuk menugaskan para Dirjen yang relevan dengan sektor kehutanan untuk bisa menerima mahasiswa kehutanan praktikum ataupun magang bersama-sama, agar mahasiswa bisa terus belajar dari berbagai sumber yang menjawab harapan dari DIKTI Kemendikbud atas konsep Merdeka belajar.

Penting Dipahami Masyarakat Luas

Sejalan dengan hal tersebut Ketua FOReTIKA Naresworo Nugroho, sekaligus Dekan Fakultas Kehutanan IPB, mengungkap jika perkembangan terkini sangat penting untuk dapat dipahami masyarakat luas, terlebih oleh dunia akademisi.

Ia mencontohkan Program FOLU Net Sink 2030 yang perlu mendapatkan dukungan luas dari stakeholder sektor kehutanan dan lingkungan, tidak terkecuali akademisi karena merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca, mengendalikan perubahan iklim yang terjadi serta dampaknya.

“Dinamika perkembangan kebijakan kehutanan perlu diketahui semua pihak, tidak terkecuali kalangan akademisi sebagai lembaga yang bertugas menghasilkan rumusan dan IPTEK bidang kehutanan. Oleh karenanya sosialisasi kebijakan dan teknis pengelolaan hutan dan kehutanan terbaru sangat penting untuk dilakukan ke lingkungan kampus dan menjadi salah satu pilihan mempercepat terjadinya kesamaan persepsi dan pemahaman,” tuturnya.

Tujuan umum FUCo adalah untuk penyelenggaraan kuliah umum tentang kebijakan dan isu kehutanan terkini bagi mahasiswa prodi kehutanan di perguruan tinggi anggota Foretika, sebanyak 62 prodi kehutanan seluruh Indonesia dan menghadirkan pengajar dari berbagai kalangan sebagai narasumbernya.

Kuliah umum ini diharapkan dapat bermanfaat guna pembaharuan pengetahuan mahasiswa maupun dosen tentang isu kebijakan dan praktik pengelolaan hutan dan kehutanan terkini, menjadi jembatan antara kebutuhan pengguna dan kompetensi lulusan kehutanan, menjadi pendorong terjadi pembaharuan dan penyesuaian pengembangan iptek bidang kehutanan yang mengantisipasi kebutuhan di lapangan dan mendorong terjadinya keselarasan pengetahuan antara kampus, akademisi, dengan regulasi maupun industri, praktisi, media, dan lembaga masyarakat madani di bidang kehutanan.

Secara series kegiatan kuliah umum dilaksanakan kurang lebih 14 kali pertemuan dengan 14 tema berbeda.Sedangkan perkuliahan umum akan disampaikan para pemangku kebijakan bidang kehutanan, pejabat tinggi madya KLHK, para ahli dan praktisi bidang kehutanan, yang akan dilaksanakan selama Oktober-November.

Turut hadir mendampingi Menteri LHK dalam peresmian ini, Direktur Jenderal KSDAE, Direktur Jenderal PKTL, Kepala Badan P2SDM, Staf Ahli Menteri LHK, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya KLHK terkait, dosen dan mahasiswa dari 62 kehutanan seluruh Indonesia.(rel).

  • Bagikan