Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Penuhi Operasi Pasar, Bulog Sudah Salurkan 186.000 Ton Beras

Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog ) sudah menyalurkan beras sebanyak 186.000 ton beras hingga saat ini, terhitung dari awal tahun sampai hari ini, Kamis (2/2/2023), guna memenuhi operasi pasar (OP) di seluruh Indonesia. 

Dirut Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan, Bulog secara masif menyalurkan beras operasi pasar dengan menyiapkan semua stok beras di gudang sebagai upaya meredam gejolak harga beras yang terjadi sampai hari ini. 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Penuhi Operasi Pasar, Bulog Sudah Salurkan 186.000 Ton Beras

IKLAN

“Operasi pasar ini berlangsung secara nonstop sejak tahun lalu hingga saat ini sebagai upaya meredam gejolak harga yang diakibatkan kurangnya pasokan di pasar dan masyarakat,” kata Budi Waseso, yang biasa di panggil Buwas di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Dia sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) harus berjalan lancar hingga harga beras di pasaran stabil. 

Untuk itu Buwas meminta masyarakat untuk tak khawatir lantaran Bulog menjamin ketersediaan beras di masyarakat dengan harga terjangkau, meski di pasaran masih ada sedikit kenaikan harga.

Atur Kedelai

Buwas juga menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah merevisi aturan impor, salah satunya komoditas kedelai guna mencegah adanya oknum-oknum yang memonopoli dan mempermainkan harga kedelai. 

Dengan adanya pembaharuan regulasi tersebut, impor kedelai akan dikendalikan negara melalui Perum Bulog. Sehingga, importir tidak bisa dengan bebas melakukan impor atau menguasai salah satu komoditas tertentu. 

“Karena harganya mahal dan langka, kedelai pengrajin tempe tahu nanti tidak bisa produksi karena bahan baku nggak ada dan ketergantungan impor. Selama ini belum bisa diatur oleh negara, mudah-mudahan nanti dengan pajale [padi, jagung, dan kedelai] diatur negara melalui Bulog sehingga nanti importir tidak bisa bebas impor atau kuasai,” tuturnya. 

Buwas menjelaskan, selama ini impor kedelai tak sepenuhnya dikuasai oleh pihaknya, sehingga tidak diketahui secara persis berapa banyak kebutuhan kedelai dan berapa banyak kebutuhan kedelai yang harus diimpor. 

Untuk itu, pemerintah mulai memperkuat sejumlah regulasi agar persoalan dan proses impor kedelai dapat berjalan lebih baik kedepannya. 

“Semua harus dikendalikan negara melalui Bulog. Jadi kita tahu persis kebutuhan seperti apa, kalau harus impor berapa sih jumlahnya disesuaikan dengan produksi kita,” imbuhnya. 

Buwas tegaskan, tidak semua harus impor, karena jika produksi terbatas maka kekurangannya itu lakukan dengan pemenuhan impor. “Sekarang dalam penataan-penataan untuk perbaikan ke depan,” tandasnya. (J03) 

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE