JAKARTA (Waspada): Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa para akademisi dan kampus tidak bisa diintervensi dalam hal apapun.
Seruan para guru besar dan kampus terkait kondisi demokrasi saat ini jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari mendatang adalah murni suara dari rakyat.
Hal itu disampaikan Hasto menjawab pertanyaan awak media soal tudingan bahwa ada dugaan intervensi PDI Perjuangan terhadap para akademisi dan kampus untuk menyerukan kritik terhadap kondisi demokrasi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
“Mana ada kampus bisa di intervensi,” kata Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDI Perjuanvan, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini meyakini bahwa seruan para akademisi dan kampus-kampus yang menyebar luas saat ini merupakan gerakan kebenaran.
Apalagi, Hasto menyebut jika para akademisi dan kampus-kampus punya keyakinan tersendiri dalam menyikapi persoalan bangsa.
Politikus asal Yogyakarta ini menduga, jika ada tudingan gerakan tersebut ada yang mendalangi, maka justru akan semakin membesarkan gelombang seruan para akademisi dan kampus-kampus soal kondisi demokrasi.
“Mereka memperjuangkan kebenaran. Mereka punya dalil-dalil yang ditaati dan mereka punya integritas. Sehingga kalau dari kelompok 02 Prabowo-Gibran tim pemenangannya memberikan pernyataan seperti itu, kami yakini bahwa akan semakin banyak kampus yang bergerak. Harusnya autokritik saja dan melakukan koreksi-koreksi,” ungkap Hasto.
Hasto kembali menegaskan, PDI Perjuangan tak berkepentingan di dalam melakukan mobilisasi kampus-kampus tersebut.
“Karena itu sama saja mengerdilkan. Diantaranya otoritas di perguruan tinggi yang begitu independen,” ujarnya.
Ia menjelaskan, begaimana partai berlambang banteng moncong putih ini sangat taat pada aturan yang berlaku di kampus. Terutama terkait dengan kampanye.
“Kami kampanye di kampus aja taat aturan, harus melalui undangan, lalu kami datang. Untuk mengundang ketiga paslon saja ada prosedurnya. Jadi tidak pernah ada pemikiran sedikitpun bagi kami untuk melakukan hal tersebut. Ini murni muncul suara rakyat,” kata Hasto. (irw)