Scroll Untuk Membaca

Olahraga

Abu Razak Kecewa, Belum Ada Tanda-tanda Pembangunan Venue PON Di Aceh

Kecil Besar
14px
Abu Razak Kecewa, Belum Ada Tanda-tanda Pembangunan Venue PON Di Aceh

Ketua Umum KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak ketika memberi arahan pada acara buka puasa bersama insan olahraga di Gor KONI Aceh, Selasa (4/4). Aldin NL

BANDA ACEH (Waspada): Tersisa 18 bulan lagi perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh – Sumut 2024, ironisnya, fasilitas pendukung seperti sport center sama sekali belum terbangun. Bahkan, anggaran bersumber dari APBN 2023 dilaporkan nol (zero).

Kenyataan itu membuat Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh, Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, tampak gundah. “Kita sudah sepatutnya khawatir, karena waktu terus berjalan, sementara tanda-tanda turunnya anggaran tidak ada,” kata Abu Razak kepada harian ini beberapa waktu lalu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Abu Razak Kecewa, Belum Ada Tanda-tanda Pembangunan Venue PON Di Aceh

IKLAN

Kekhawatiran serupa diungkapkan Aburazak saat berbuka puasa bersama di GOR KONI Aceh di Banda Aceh, Selasa (4/4). “Gaungnya masih dingin-dingin saja,” kata Sekretaris DPA Partai Aceh tersebut.

Terkait itu, pihaknya mengharapkan dukungan Pemerintah Aceh dan Dispora untuk kembali melobi Presiden Jokowi memenuhi janjinya tahun lalu untuk membangun stadion utama yang baru di lokasi USK II Neuheun, Aceh Besar.

Abu Razak Kecewa, Belum Ada Tanda-tanda Pembangunan Venue PON Di Aceh

“Kita berharap ada dorongan dari Penjabat Gubernur (Pj) Aceh Achmad Marzuki maupun Dispora dan pemangku kepentingan lainnya agar dapat segera dibangun stadion baru,” kata Abu Razak pada acara yang dihadiri perwakilan KONI Sumut tersebut.

Sebuah sumber Waspada menyebutkan, keuangan negara saat ini sedang tidak baik- baik saja. Sebab itu, rasanya tidak mungkin pemerintah pusat akan menggelontorkan anggaran untuk pembangunan fasilitas utama PON di Aceh sebagai tuan rumah yang sebelumnya disebut sebut membutuhkan anggaran sebesar Rp3,5 triliun. Yakni untuk membangun stadiun utama dan belasan venue pendukung.
Paling mungkin, sebut sumber tadi, Pemerintah Pusat hanya mengeluarkan biaya untuk anggaran rehab stadion Harapan Bangsa di Lhoong Raya, Banda Aceh.

Bila pusat hanya menganggarkan untuk rehab, patut disesalkan karena mematikan harapan Aceh untuk memiliki stadiun baru dan belasan venue olahraga paska PON.
“Harapan kita sebagai tuan rumah, Aceh punya main stadium bertaraf internasional seperti halnya PON di Papua lalu,” kata Kamaruddin Abubakar.

Saat buka puasa bersama insan olahraga dan pengurus KONI Aceh, Abu Razak menjelaskan, selaku induk olahraga yang menangani prestasi atlet ada 34 cabang olahraga sudah melaksanakan pemusatan latihan daerah (pelatda) sampai akhir Desember 2023.

Namun melihat tenggat waktu pelaksanaan PON Aceh – Sumut yang tinggal 18 bulan ke depan, tentu sulit menyelesaikan pembangunan stadion dan venue lainnya. Pembukaan PON akan dimulai 9 September 2024, melihat waktu semakin dekat, sangat riskan kalau dari sekarang tidak dimulai pembangunannya.

Selaku tuan rumah bersama Aceh – Sumut, KONI Aceh telah mematok target 10 besar nasional. Apalagi mendapat wildcard, di mana semua cabang olahraga atlet Aceh langsung masuk final. Ini sungguh sangat menguntungkan bagi Aceh untuk bisa memperoleh emas sebanyak mungkin dari cabor yang ada. Abu Razak juga berpesan kepada seluruh atlet dan pelatih agar berlatih serius. (b01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE