MEDAN (Waspada): Untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang peduli terhadap perubahan alam, iklim, dan berbagai kasus kerusakan lingkungan atau ekosistem, maka kiranya pada kurikulum Merdeka Belajar dalam waktu dekat akan diterapkan pada sistem persekolahan haruslah pro lingkungan.
Hal itu diungkapkan Dra. Erika Rosdiana, M.Si pada pertemuan MGMP Guru Biologi Medan yang berlangsung di Medan pada Selasa (14/6). Seraya menyatakan dalam artian peserta didik memiliki baik itu pengetahuan dan sikap peduli terhadap lingkungan.
“Terlebih dalam masa-masa perubahan iklim yang sedang terjadi masa kini dan untuk Indonesia tentunya sangat aktual dengan berbagai kasus kerusakan lingkungan atau ekosistim yang penyelesaiannya harus dilakukan sejak dini,” ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa konten perilaku pro lingkungan ini diangkat masa kini juga sangat relevan dalam rangka mensinergiskan usaha pemerintah dalam bidang parawisata, kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
“Sementara program Jangka panjang dalam bidang penyelamatan ekosistem tetap dilaksanakan, karena memangrestorasi atau pemulihan ekosistem atau lingkungan yang rusak memerlukan waktu yang panjang bukan seperti membalikkan tangan,” ujarnya.
Seperti, lanjutnya, restorasi Sungai Citarum, yang masih berlangsung hingga kini. Dan karena itu manfaatnya akan dirasakan secara bertahap.
“Aneka ragam masalah lingkungan atau kerusakan lingkungan yang terjadi pada masa kini di negeri ini dapat diatasi secara tuntas bilamana kita bersedia mencari akar permasalahannya. Tentunya, akar permasalahan lingkungan di Indonesia sesungguhnya adalah persoalan pola pikir atau mindset,” tegasnya.
Erika menyontohkan disejumlah negara maju pekarangan, jalan, halaman, sungai, danau, dll seperti Jerman, Belanda, Swiss, Prancis tampak bersih, tidak dipenuhi sampah-sampah, baik itu sampah padat (plastik misalnya) maupun sampah cair, baik itu yang berasal dari rumah tangga dan non rumah tangga.
Tentu ini erat kaitannya dengan perbedaan pola pikir atau mindset antara orang Eropa dengan orang Indonesia dalam memandang sampah dan lingkungan dalam pengelolaannya.
Perubahan cara pandang (mind set) ini sesungguhnya dapat dilakukan dan harus dilatih sejak usia dini yaitu sejak pada masa pendidikan dasar. Kurikulum yang berkonten Prolingkungan sejak Pendidikan Dasar harus di induksi atau diintegrasikan pada sistem
Pendidikan kita, apakah itu dalam bentuk kegiatan intra, ekstra bahkan kokurikuler.
Disamping itu, agar perilaku pro lingkungan ini dapat terbangun atau terbentuk dengan baik di kalangan peserta didik, maka aneka ragam model pembelajaranyang pro lingkungan yang harus digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar-mengajar.
Dalam hal ini melalui modifikasi ataupun inovasi terhadap model-model pembelajaran yang sudah ada, seperti berbasis masalah, berbasis projek, jelajah alam sekitar, penemuan terbimbing, bahkan dengan model Saling temas (SETS) yang memang membentuk siswa untuk berpikir kreatif, kritis terhadap permasalahan lingkungan yang ada dan selanjutnya melahirkan generasi yang akan berperilaku Pro Lingkungan.
Untuk menciptakan SDM yang pro lingkungan, maka garda terdepan untuk itu adalah pendidik yang prolingkungan. Guru -guru yang Prolingkungan inilah yang diharapkan nantinya mampu mendidik siswa yang dalam dirinya tertanam nilai-nilai perilaku yang pro lingkungan dan karena itu hatinya nantinya senantiasa memiliki sanubari yang pro lingkungan.
Pembelajaran atau pendidikan yang Prolingkungan ini bagi peserta didik sesungguhnya dapat dimulai dari nilai- nilai kearifan lokal yang telah dimiliki oleh masyarakat kita, dalam hal ini mempraktekkan langsung nilai kearifan lokal tersebut dalam penggunaan ataupun pengelolaan lingkungan sekitar.
Dalam beberapa kali kegiatan-kegiatan yang dipimpin dan dilaksanakannya, baik itu melalui Webinar, FGD dan Sosialisasi Merdeka Belajar, Dra Erika Rosdiana, M.Siyang juga merupakan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) Sumut yang membidangi UMKM, Organisasi dan Pendidikan/Olah Raga senantiasa menegaskan dan penuh optimisme bahwa masalah lingkungan yang terjadi di negeri ini dengan bersama pasti bisa diatasi.
Sehingga negeri ini menjadi negeri yang semakin maju dan semakin setara dengan negara-negara maju lainnya yang ada di Eropa, dimana rakyatnya memiliki harapan hidup yang semakin baik karena lingkungan dimana mereka berada juga memang semakin baik adanya. (m13)