Master Supandi Dikukuhkan Bapak Taiji Indonesia

  • Bagikan

           

MEDAN (Waspada): Pendiri  Wushu Sumut  dan juga  pemilik Yayasan Kusuma Wushu Indonesia Medan, Master Supandi Kusuma resmi dikukuhkan menjadi Bapak Wushu Taiji Indonesia  dalam  Musyawarah Nasional (Munas) VII Wushu Indonesia (WI) di Hotel JR Luwansa Jakarta, Jumat (28/1).

Pengukuhan dan penobatan penyandang Gelar DAN VIII Wushu Internasional ini menjadi  Bapak Wushu Taiji Indonesia dilakukan dalam sidang yang dipimpin Sekjen WI Pusat Ngatino SH MH. Turut mendampingi sidang Ir Daniel Budi Setiawan (Wakil Ketua Pengprov WI Jateng), Yesenia Irene  (Sekretaris Pengprov WI NTT) dengan Tito Dalkuci SH (Pengprov WI Sumsel) dan  Abdul Rasid (Pengprov WI Kaltim).

Pengukuhan Gelar Bapak Wushu Taiji Indonesia kepada pria yang pernah tiga periode memimpin PB WI (2004-2017) ini  adalah apresiasi pengurus WI Pusat dibawah kepemimpinan  Airlangga Hartarto. Terutama atas dedikasi dan pengabdian Master Supandi dalam melakukan pembinaan sejak wushu berdiri di Indonesia  tahun 1994, sehingga melahirkan atlet -atlet berprestasi internasional, khususnya di nomor taiji.

Dalam Munas tersebut,  Ketua Umum PB WI Airlangga Hartarto juga menyematkan PIN Emas Master Supandi Kusuma serta mantan Ketua PB WI seperti IGK Manila dan MB Hutagalung. Pin Emas juga diberikan kepada Chakra Dharma Bakti atas  pengabdiannya tanpa pamrih terhadap wushu.

Kaget Tapi Senang

Seusai dinobatkan menjadi Bapak Taiji Indonesia,  Master Supandi Kusuma mengaku bersyukur dan gembira mendapat apresiasi ini. “Ini langkah maju bagi Wushu Indonesia, menghargai jasa dan karya orang-orang yang telah berbuat di bidangnya. Sesungguhnya, rasa dan sikap saling menghargai  itulah yang memang paling hakiki dalam olahraga, termasuk di wushu,” jelas Master Supandi.

“Saya sesungguhnya kaget, tapi saya juga senang. Terimakasih kepada masyarakat Wushu  Indonesia,” ujarnya.

Tentang harapannya terhadap Wushu Indonesia, Master Supandi berharap, insan wushu di tanah air jangan pernah merasa puas. Tapi tetap harus mau bekerja keras.

Master Supandi menjelaskan, kiprahnya di wushu boleh dibilang lengkap. Sejak kanak-kanak, ia diperkenalkan dengan wushu, sampai ia menjadi  atlet, pelatih, wasit bahkan memimpin Wushu di tingkat provinsi, nasional bahkan pernah menjabat Eksekutif Member di Federasi Wushu Internasional (IWUF).

Kecintaannya terhadap wushu dan didorong rasa nasionalismenya  yang tinggi, membuat  Master Supandi totalitas melakukan pembinaan. Ia tidak saja berupaya membentuk watak dan karakter anak bangsa melalui wushu. Tapi ia juga ingin, provinsinya, Sumut dan Negara Indonesia dikenal melalui  Wushu.

Langkah itu berhasil diwujudkannya. Terbukti, selain event-event yang sifatnya Kejurnas,  sejak PON XVI (2004) Palembang hingga PON XIX Jabar 2016, Wushu Sumut  selalu tampil sebagai pengumpul medali terbanyak.

Putra-putri  Indonesia  juga diantarkannya menjadi juara internasional. Khusus di nomor taiji, ada nama Jainab (medali perak Kejuaraan Dunia 1995 di Baltimore, Amerika Serikat), Dwi Arimbi Lubis (medali emas PON 2008), Lindswell (Juara Dunia Junior 2008 di Bali, Juara Dunia Senior 2009 Kanada, 2013 Malaysia  dan 2015 di Indonesia, Medali Emas SEA Games  Jakarta 2011, Myanmar 2013, Singapura 2015 dan Malaysia 2017, Medali Emas Asian Games 2018 Jakarta).

Berikutnya Freddy medali emas SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima Thailand). Kemudian, Fredy Wijaya (juara dunia taiji di Tiongkok), dan Nicholas (sedang mengikuti Pelatnas), adalah murni binaan  Master Supandi  Kusuma.

Selain pewushu Taiji, Master Supandi Kusuma juga banyak lahir juara juara dunia. Seperti Charlses Sutanto ( juara dunia 2015), Juwita Niza Wazni (2015 dan Asian Games 2014), dan juara juara internasional lainnya seperti Harris Horatius, Heriyanto, Sandri Liong dan Aldy Lukman.

“Saya berharap para pengurus Wushu saat ini, tetap bisa  membawa  Wushu Indonesia  berbicara di iven-iven internasional,” tuturnya.

Karena itu pula, Master Supandi meminta Airlangga Hartarto memilih pendamping yang memahami olahraga wushu, sehingga bisa menjawab tantangan prestasi ke depan. “Gerakan wushu itu perlu kesempurnaan karena sedikit saja meleset bisa mengalami kegagalan. Ini yang harus menjadi pertimbangan mengingat persaingan aemakin ketat ke depannya,”pesan Supandi. (m08)

  • Bagikan