MEDAN (Waspada): Pertandingan final sepakbola Pekan Olahraga Sumatera Utara (Porprovsu) XI/2022 akan berlangsung di Stadion Mini USU, Jl. Dr Mansyur Medan, Jumat (4/11) sore mulai pukul 14.30 WIB.
Partai puncak perebutan medali emas ajang sepakbola paling bergengsi di Provinsi Sumatera Utara itu akan mempertemukan tim tuan rumah Kota Medan dan Tanjungbalai.
Kedua tim sama-sama punya misi juara. Medan ingin menjadi juara setelah terakhir kali merebutnya pada Porprovsu IX/2014 setelah di final mengalahkan Labuhan Batu Utara dengan skor 3-1. Sedangkan Tanjungbalai ingin mencatat sejarah pertama kalinya menjadi kampiun.
Perjalanan Medan ke final setelah melalui perjuangan yang tidak mudah. Bahkan tiket final diraih lewat adu penalti atas Serdang Bedagai setelah kedua tim bermain sama kuat 1-1 hingga babak perpanjangan waktu.
Demikian halnya Tanjungbalai. Tim Kota Kerang harus melalui babak perpanjangan waktu untuk memenangi laga semifinal sesama tim Selat Malaka melawan Asahan.
Bermain 120 menit tentu sangat menguras tenaga. Kedua tim yang hanya punya waktu satu hari untuk recovery memiliki persoalan yang sama di laga final nanti, yakni fisik pemain.
Kesamaan lainnya, Medan dan Asahan sama-sama tidak bisa diperkuat satu pemain andalan yang di laga semifinal sebelumnya mendapat kartu merah.
Medan harus minus bek tangguh Mika Athallah, sedangkan Tanjungbalai tak bisa diperkuat pemain tengah Safwan Nabawi. Namun tentu pelatih kedua tim sudah menyiapkan pemain pengganti yang sepadan.
Pelatih Kota Medan, Puspom, mengaku timnya sudah siap tempur melawan Tanjungbalai. Puspom menilai Tanjungbalai tim yang tangguh dan patut diwaspadai. Terlebih tim ini sukses mengalahkan favorit juara Asahan yang sekaligus merupakan juara bertahan.
“Tanjungbalai sukses ke final, itu artinya mereka tim bagus. Tapi kami sudah siap memberikan perlawanan maksimal. Kami sudah sampai di final, maka target berikutnya adalah juara,” tegas mantan pemain PSMS Medan ini.
Pelatih Tanjungbalai, Sukimin, mengakui para pemainnya mengalami kelelahan. Selain harus tampil 120 menit di laga semifinal, timnya juga mesti berjibaku dengan kondisi lapangan PPLP Sumut yang berlumpur sehingga sangat menguras banyak tenaga.
“Mustahil memang sehari istirahat pemain bisa kembali prima setelah melakoni laga yang cukup melelahkan. Tapi itu tidak boleh jadi alasan. Kami melihat anak-anak sangat bersemangat. Kami akan manfaatkan kelemahan Medan di final nanti,” ujar pria akrab disapa Kim ini.
Kim mengaku secara teknik permainan anak asuhnya di atas level anak-anak Medan. Menurutnya, problem yang harus diatasi timnya justru fisik pemain setelah melakoni laga berat di lapangan berlumpur. “Harapan kami anak-anak tetap bermain maksimal,” katanya.
Keuntungan Tanjungbalai bahwa laga final dilaksanakan di Stadion Mini USU yang relatif layak untuk event level provinsi. Selain berambisi juara, Tanjungbalai juga ingin menunjukkan materi pemain mereka layak masuk nominasi tim Sumut untuk PON 2024.
Sebelum laga final, terlebih dahulu digelar pertandingan perebutan peringkat ketiga atau medali perunggu antara Asahan dan Serdang Bedagai. Pertandingan kedua tim juga digelar di Stadion Mini USU pada Jumat pagi. (m18)