Pengaruh Koding Dalam Kemampuan Matematika Anak Usia Dini

  • Bagikan
Pengaruh Koding Dalam Kemampuan Matematika Anak Usia Dini

FENOMENA koding pada anak usia dini semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Koding atau pemrograman adalah kemampuan untuk menulis dan memahami bahasa pemrograman komputer. Koding bisa dilakukan dengan berbagai bahasa pemrograman seperti Python, Java, dan C++. Anak-anak usia dini yang dikenalkan dengan koding dapat memperoleh manfaat dalam hal pemecahan masalah, kreativitas, dan keterampilan komputasi.

Pembelajaran koding telah menjadi trend di banyak sekolah dan lembaga pendidikan di seluruh dunia. Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat pembelajaran koding pada anak-anak, termasuk peningkatan kemampuan pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran logis.

Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh pembelajaran koding pada usia dini terhadap kemampuan matematika anak-anak. Kami melihat hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam konteks ini dan menguraikan temuan-temuan penting.
Menurut penelitian, pengenalan koding pada anak usia dini dapat memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan kognitif mereka.

Salah satu studi yang dilakukan oleh Dr. Marina Umaschi Bers dari Tufts University menemukan bahwa anak-anak yang belajar koding memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memecahkan masalah kompleks dan dapat mengembangkan kemampuan kognitif seperti berpikir kritis dan kreativitas.

Selain itu, pengenalan koding pada anak-anak juga dapat membantu mereka memahami teknologi dan bagaimana teknologi bekerja. Di era digital saat ini, pemahaman teknologi sangat penting dan memiliki keterampilan koding dapat membuka pintu untuk berbagai karir di masa depan.

Namun, sebagian orang masih ragu tentang manfaat dari pengenalan koding pada anak-anak usia dini. Beberapa orang mengkhawatirkan bahwa anak-anak akan kehilangan kreativitas dan imajinasi mereka jika terlalu fokus pada teknologi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pengenalan koding sebenarnya dapat meningkatkan kreativitas anak-anak, karena anak-anak dapat mengembangkan ide-ide kreatif mereka melalui proyek-proyek koding yang mereka buat.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran koding pada usia dini dapat meningkatkan kemampuan matematika anak-anak. Keterampilan komputasional yang diperoleh melalui pemrograman dapat membantu anak-anak memahami konsep matematika secara lebih konkret dan abstrak. Kemampuan untuk memecahkan masalah dalam pemrograman juga dapat ditransfer ke dalam pemecahan masalah matematika, termasuk pemahaman pola, logika, dan berpikir analitis.

Selain itu, pembelajaran koding juga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah secara umum, yang pada gilirannya dapat berdampak positif pada kemampuan matematika. Ketika anak-anak belajar memprogram, mereka diajarkan untuk merencanakan, memecahkan masalah, dan melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang sangat penting dalam matematika.

Salah satu penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Jones (2018) dengan melibatkan sekelompok anak usia 6-8 tahun. Mereka membagi kelompok tersebut menjadi dua kelompok: kelompok yang menerima pembelajaran koding dan kelompok kontrol yang tidak menerima pembelajaran koding. Setelah periode pembelajaran yang ditentukan, mereka menguji kemampuan matematika kedua kelompok. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang menerima pembelajaran koding mengalami peningkatan yang signifikan dalam kemampuan matematika dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Johnson et al. (2020) melibatkan anak-anak usia 4-6 tahun. Mereka menggunakan pendekatan pembelajaran koding berbasis permainan yang interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam pembelajaran koding mengalami peningkatan kemampuan matematika yang lebih baik, terutama dalam hal pemahaman konsep angka dan penghitungan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (2020), Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapat hasil bahwa pembelajaran coding dapat membentuk dan mengembangkan suatu pemikiran komputasional berupa pemikiran logika, imajinasi, dan kreativitas anak. Hal ini dibuktikan dari tingkat kesulitan bertahap yang diberikan kepada anak, pertama anak diberi pemahaman terlebih dahulu bagaimana cara kerja dan fungsi dari perangkat komputer yang tersedia, setelah anak memahami perangkat komputer anak akan dipandu guru pembimbing ekstrakulikuler oleh yayasan DigiKids untuk mempelajari dasar-dasar dari aplikasi Scratch.

Anak kemudian diberikan informasi dari setiap perintah pemrograman yang tersedia, anak akan diberikan panduan awal yang sangat sederhana, dimulai dari menginput karakter, gambar latar belakang hingga sistematis cara aplikasi berjalan, dari hal tersebutlah anak mulai berfikir secara logika, anak mulai memahami suatu dampak dari hasil yang telah dilakukan oleh anak saat memasukkan perintah didalam aplikasi.

Kemudian dari pemikiran logika tersebut anak mulai berimajinasi mengenai kejadian- kejadian yang dibayangkan oleh anak, dari pemerosesan pemikiran logika dan imajinasi anak menciptakan suatu karya, dimana karya tersebut merupakan hasil dari kreativitas anak.

Kesimpulan

Tidak ada jaminan bahwa anak yang sudah pandai ngoding akan memiliki keahlian matematika yang lebih baik daripada anak yang belum pandai ngoding. Meskipun keterampilan pemrograman dan matematika terkait erat, keterampilan tersebut masih merupakan hal yang berbeda dan dapat dikembangkan secara independen satu sama lain.

Namun, ada kemungkinan bahwa anak yang sudah pandai ngoding memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengembangkan keterampilan logika dan pemecahan masalah. Hal ini dapat membantu mereka dalam memahami dan menyelesaikan masalah matematika.

Selain itu, kecenderungan untuk menyelesaikan masalah dan proyek-proyek pemrograman juga dapat mengajarkan anak untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tekun, dan ketekunan dalam menghadapi tantangan matematika.

Dalam hal ini, pengembangan keterampilan pemrograman dan matematika dapat saling memperkuat. Pemrograman dapat membantu anak untuk mengembangkan keterampilan matematika dan sebaliknya, pemahaman yang lebih baik tentang matematika dapat membantu anak dalam pemrograman.

Namun, tidak ada jaminan bahwa keahlian di salah satu bidang akan memengaruhi kemampuan di bidang lainnya. Setiap anak memiliki potensi yang unik dan memerlukan pendekatan yang berbeda dalam pengembangan keterampilannya.

(Penulis adalah Tim Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Medan (UNIMED) “Amrina Rosyada, Hilda Amalia Safrizal, Hotma Parulian Munthe, Nadila Ika Agustin Tuamngger dan Nuralliza Dwi Meisya”)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *