JAKARTA (Waspada.id): Dunia pesantren tengah memasuki babak baru. Tak lagi sekadar lembaga pendidikan keagamaan, pesantren kini diharapkan menjadi motor inovasi, pemberdayaan ekonomi, dan pusat peradaban umat.
Arah transformasi besar itu ditegaskan Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam kegiatan Malam Bakti Santri untuk Negeri di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat (24/10/2025). Ia menyebut pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kementerian Agama menjadi langkah strategis menuju era baru tata kelola pesantren di Indonesia.
“Dengan adanya Ditjen Pesantren, layanan pemerintah bagi pesantren akan lebih cepat, tepat, dan berdampak. Ini adalah amanah besar untuk memastikan pesantren bertransformasi menjadi pusat kemajuan bangsa,” ujar Menag.
Kemenag mencatat, hingga 2025 terdapat 42.369 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jutaan santri aktif. Jumlah ini menunjukkan pesantren bukan hanya lembaga pendidikan tradisional, tetapi ekosistem besar yang berperan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
> “Inilah wajah baru pesantren Indonesia. Bukan hanya pusat ilmu dan dakwah, tetapi juga ruang lahirnya inovasi sosial dan ekonomi masyarakat,” kata Nasaruddin.
Dorong Kemandirian Melalui Ekonomi Pesantren
Dalam empat tahun terakhir, Kementerian Agama telah menyalurkan Rp499,55 miliar untuk program inkubasi bisnis di 4.186 pesantren. Dari program itu, muncul lebih dari 1.000 Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) yang kini bergerak di berbagai sektor, mulai dari pertanian, perikanan, hingga teknologi digital.
Selain itu, terdapat 2.347 koperasi pesantren yang beroperasi aktif, menjadi sarana pemberdayaan ekonomi umat di tingkat akar rumput. “Pesantren kini bukan hanya tempat menuntut ilmu, tapi juga tempat menumbuhkan semangat wirausaha dan kemandirian ekonomi,” tegas Menag.
Negara Hadir untuk Santri
Kemenag juga memperkuat peran sosial pesantren melalui berbagai program pro-santri, seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini dirasakan manfaatnya oleh jutaan santri di seluruh Indonesia.
“Negara ingin memastikan santri tumbuh sehat, kuat, dan bersemangat dalam menuntut ilmu serta mengabdi untuk negeri,” ujar Nasaruddin.
Program unggulan lainnya, Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), telah memberikan kesempatan kuliah kepada hampir 8.000 santri di berbagai perguruan tinggi ternama. Lebih dari 5.000 alumni PBSB kini berperan sebagai tenaga profesional di bidang kesehatan, pendidikan, penelitian, dan sosial kemasyarakatan.
Momentum Kebangkitan Baru Pesantren
Momentum Hari Santri 2025, menurut Nasaruddin, menjadi penanda kebangkitan baru dunia pesantren di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Pemerintah telah memberikan ruang besar bagi pesantren untuk berkembang. Sekarang saatnya pesantren menunjukkan kontribusi nyatanya bagi kemajuan bangsa,” pungkas Menag.



















