Sumut

BKSDA Pasang Kamera Pengintai Pasca Warga Diteror Harimau

BKSDA Pasang Kamera Pengintai Pasca Warga Diteror Harimau
Ilustrasi gambar Harimau Sumatera, kanan : Jejak kaki harimau di Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapsel. Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

TAPSEL (Waspada.id) : Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Sumatera Utara memasang empat unit kamera jebak (camera trap) di lokasi yang diduga menjadi jalur perlintasan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Desa Perkebunan, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Informasi di perolah Waspada, Jumat (19/12/2025) pemasangan camera trap di lokasi yang diduga jadi perlintasn si raja hutan tersebut bertujuan untuk memastikan keberadan harimau yang telah meresahkan masyarakat Angkola Sangkunur dalam beberapa hari terkhir ini.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Pemasangan kamera trap itu di lakukan BKSDA pasca adanya laporan yang menyebutkan bahwa warga merasa diteror harimau yang telah mendekati perkampungan warga dibuktikan dengan adanya semacam jejak kaki harimua.

Petugas BKSDA Wilayah III Sumut, Irwan, Jumat (19/12/2024) mengatakan pemasangan kamera trap dilakukan untuk memastikan keberadaan satwa liar tersebut sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat yang belakangan merasa resah.

“Dari hasil analisis jejak, diduga kuat merupakan harimau sumatera. Untuk memastikan dan demi kenyamanan masyarakat, kami memasang empat unit kamera trap di lokasi yang dicurigai,” kata Irwan.

Ia menjelaskan, dua titik pemasangan kamera berada di seberang Jalan Kantor Afdeling IV Malombu, lokasi di mana seorang karyawan kebun bernama Irfan dan Jonhari pekerja bangunan jalan mengaku melihat langsung harimau berkeliaran di area perkebunan.

“Hasil wawancara dengan Irfan, ia melihat dari jarak sekitar 15 meter dengan ukuran harimau yang relatif kecil. Sementara saksi lain, Jonhari, yang saat itu sedang merehabilitasi jalan di lokasi perkebunan, juga melihat dari jarak serupa dan menyebutkan harimau induk bersama anaknya,” ujarnya.

Irwan menambahkan kamera trap tersebut dipasang selama 14 hari terhitung sejak 18 Desember 2025 untuk memastikan apakah jejak yang ditemukan benar merupakan satwa liar dilindungi tersebut.

Selain pemasangan kamera, BKSDA juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan berkoordinasi dengan pemerintah desa agar warga tetap tenang namun waspada dalam beraktivitas.

“Masyarakat diminta tidak bekerja sendiri ke kebun, tidak berangkat terlalu pagi dan tidak pulang terlalu sore. Selain itu, dianjurkan membuat suara keras seperti memukul benda tertentu agar satwa menjauh,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Perkebunan Julianto mengapresiasi langkah cepat BKSDA dalam menangani keresahan warga terkait dugaan keberadaan harimau sumatera di wilayah mereka.

“Pasca ditemukannya jejak kaki yang diduga satwa liar serta pengakuan warga yang bertemu langsung, masyarakat merasa takut dan aktivitas terganggu. Dengan pemasangan kamera trap ini, kami berharap ada kepastian dan warga kembali merasa aman,” ujar Julianto.(id46)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE