TELUKDALAM, Nisel (Waspada): Oknum Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Siduaori, Kecamatan Siduaori, Kabupaten Nias Selatan diduga melakukan penganiayaan terhadap salah seorang siswanya sehingga mengakibatkan korban menderita sakit.
Akibat perbuatan yang dilakukan oknum Kepala SMKN 1 Siduaori berinisial SZ tersebut, orang tua korban Yatiria Telaumbanua warga Desa Sifitubanua, Kecamatan Somambawa, Kabupaten Nias Selatan membuat laporan pengaduan ke Polres Nias Selatan atas dugaan penganiayaan dan kekerasan terhadap anak, Kamis (11/4).
Yatiria Telaumbanua ibu kandung korban Yaredi Ndruru siswa Kelas XI SMKN 1 Soduaori usai membuat laporan pengaduan di Polres Nisel (11/4) malam kepada Waspada menuturkan kronologi kejadian yang menimpa anaknya.
Pada hari Sabtu (23/3) sore anaknya pulang ke rumah mereka di Desa Sifitubanua dari tempat mereka tinggal selama ini di salah satu rumah penduduk bersama dua orang temannya yang terletak dekat dengan gedung sekolah SMKN 1 Siduaori.
Pada saat itu Yaredi Ndruru mengeluh sakit kepala terasa pusing. Orang tua korban menyuruh anaknya untuk minum obat sakit kepala.
Kemudian esok harinya, Minggu (24/3) Yaredi pamit kepada ibunya untuk kembali ke rumah tempat tinggal sementara di dekat gedung SMKN 1 Siduaori, mengingat besoknya korban mengikuti Prakerin di Kantor Camat Siduaori.
Pada saat itu Yaredi mengaku pada ibunya kondisinya masih merasakan pusing. Yatiria menganjurkan kepada anaknya untuk tidak sekolah/prakerin besok kalau memang keadaannya masih pusing. Namun korban tetap bersikeras harus berangkat untuk mengikuti Prakerin keesokan harinya.
Kemudian pada Selasa (26/3) salah seorang teman korban melalui telepon seluler memberitahukan kepada orangtua Yaredi bahwa korban sakit parah dan sempat tidak sadarkan diri.
Dari pemberitahuan yang diterima tersebut, Yatiria berangkat menuju rumah tempat tinggal sementara anaknya di Desa Siduaori dan menanyakan kepada temannya mengapa Yaredi bisa sakit dan sempat tidak sadarkan diri.
Dari salah seorang teman korban, Yatiria mendapat jawaban dan menceritakan kronologi kejadian yang menimpa korban. Berawal saat mereka yang sedang Prakerin di Kantor Camat Siduaori disuruh oleh Sekcami mengangkat genset untuk dipindahkan di mobil, tetapi mereka tidak mengindahkan perintah tersebut.
Kemudian pada esok harinya, Sabtu (23/3) sekira pukul 09.00 WIB, seluruh siswa yang Prakerin dikumpulkan di sekolah. Khusus mereka yang Prakerin di Kantor Camat Siduaori dipanggil oleh kepala sekolah SZ di ruang kelas.
“Pada saat itu mereka mendapat pembinaan dari kepala sekolah dengan cara memukul kepala para siswa dengan tangannya masing-masing ada yang 3 kali dan ada juga yang lebih,” ujar Yatiria menirukan penjelasan dari salah seorang teman korban.
Melihat kondisi anaknya terkulai lemas, Yatiria membawa anaknya berobat di tempat perawat yang ada di desa terdekat di sekitar Kecamatan Siduaori. Karena kondisinya semakin memburuk Yaredi di rujuk ke RSUD Thomsen Nias di Gunung Sitoli untuk penanganan medis lebih lanjut.
Dari kejadian tersebut, pihak keluarga korban Yaredi Ndruru dan pihak sekolah SMKN 1 Siduaori telah mencoba memediasi dengan cara perdamaian secara kekeluargaan namun gagal.
Tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu, Yatiria Telaumbanua ibu korban Yaredi Ndruru, melaporkan oknum Kasek SMKN 1 Siduaori inisial SZ di Polres Nias Selatan, dengan bukti laporan polisi, Nomor : STTLP / B / 50 / IV /2024 / SPKT / Polres Nias Selatan tanggal 11 April 2024.
Kasatreskrim Polres Nias Selatan, AKP Freddy Siagian, SH ketika dikonfirmasi Waspada (12/4), membenarkan bahwa orang tua Yaredi Ndruru telah melaporkan oknum Kepala SMKN 1 Siduaori berinisial SZ, atas dugaan penganiayaan.
Freddy menyampaikan pihaknya akan menindaklanjuti dan mendalami laporan tersebut dimana dalam waktu dekat akan memanggil dan meminta keterangan para saksi dan mengumpulkan alat bukti lainnya.
Sementara oknum Kepala SMKN 1 Siduaori, SZ ketika dikonfirmasi Waspada melalui telepon seluler belum mau memberikan tanggapan terkait dirinya telah dilaporkan di Polres Nias Selatan oleh salah seorang orangtua siswa.
Di tempat terpisah Kepala UPT Cabang (Kacab) Wilayah XIV Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera, Yasokhi Hia ketika dikonfirmasi Waspada melalui WhatsApp menyampaikan jawaban,” tolong kordinasi sama Pak Kasi SMK dan Pak Kasubbag untuk melihat langsung dan membawa ke rumah sakit yang terdekat, setelah libur kita akan turun ke sekolah menanyakan kronologis yang terjadi”. (a26/chbg)
Respon (1)